Semenjak kejadian acara perpisahan
itu,aku selalu mengurungkan niat untuk mencuri sisi indah nya secara diam diam lagi,aku masih ingat betapa lirihnya
luka yang tersirat,perlahan menyusup diam diam dan menikam dengan sangat
dalam.masih ku ingat rasa itu,perih ,seperih luka yang tertetesi dengan perasan
air jeruk!!
Detik mengalir beriringan dengan lagu
dunia yang penuh warna,dan kau masih yang terindah.mungkin mereka,bahkan sahabat
ku menyebut aku “wanita bodoh” ,sebodoh seorang kerbau yang ditusuk
hidungnya,menuruti semua kemauan majikannya walau menahan rasa sakit itu sendiri.begitu
pun dengan aku penantian yang tak ku tau ujung nya ini semakin membuat hati ku
memberontak,aku belum mampu menggambarkan tentang akhir cerita ini,entah aku
akan mampu memeluknya dengan doa atau aku akan memelukknya lewat lengan ku
sendiri.
Sevira audia ,wanita itu sumber
bahagia mu,ingatan ku masih tertuju pada genggaman jemarimu kepada wanita itu,sangat
erat,bahkan aku mampu merasakan kehangatan jemarimu,dengan pasti kau menggemgam
nya tanpa kau sadari disana ada hati yang merintih kesakitan,menahan lukanya
sendiri,membiar kan luka itu menganga merah,dan mungkin hati itu tak mempu
mengobatinya dalam diam .
Dalam sepi ini,kupandangi hiasan malam
dengan kerlip bintang,sungguh aku tak mampu jelaskan mengapa malam selalu membawa
sisi kegalauan ku meningkat,semakin terpuruk dalam kebisuan.ku beranikan diri
ku untuk menstalk akun fesbuk mu,kembali ku rasakan perih itu secara
nyata,sevira hadir dengan kata kata cinta nya memberi sejuta harap mu menjadi
semakin bahagia.kalian saling berkomentar dengan mesra,tanpa memandang aku yang
telah merasakan perih ini,tanpa mengerti disini ada kehadiran ku.bodoh !!
mengapa aku terus memandangi komentar komentar yang kalian lontarkan,yang
membakar sisi kecemburuan ku,dan seharusnya aku bertanya pada diri ini,mengapa
aku takut kehilangan seseorang yang sesungguh nya memang tak pernah aku miliki?
Menganggap ku ada ,mungkin saja tak pernah ia lakukan!
Di ujung malam aku menangis,menangisi
kebodohan ku,menangisi sisi cinta yang bertepuk sebelah tangan,mengapa aku
sebodoh ini ? hanya mampu menyaksikan dan menangis tentang apa yang aku lihat !
Cinta bertepuk sebelah tangan
itu,ketika kita selalu melihat handphone di tiap pagi hanya untuk menunggu
sapaan “selamat pagi “ yang ntah kapan akan dikirim oleh nya.cinta bertepuk
sebelah tangan itu ketika kita merelakan waktu menunggu berjam jam di teminal
bus,hanya untuk melihatnya lewat di depan tubuh ku tanpa tolehan senyum
itu,cinta bertepuk sebelah tangan itu ketika aku mengumpulkan seluruh
keberanian ku untuk menyapa mu melalui pesan singkat dengan kata “selamat pagi”
dan ternyata kepedulian ku kau abaikan,dengan membalas “oh”.
Kini,aku mulai menjauh dari
sosokmu,mungkin karena ku yakin sevira lebih mampu membahagiakan mu dari aku.dan
jarak antara kita pun mendukung dalam proses penghilangan sosok mu dalam relung
ku.benar aku berjanji aku menjauhi mu,aku tak mau lagi tersakiti oleh sosok
yang tak ku miliki,kau begitu absurd sayang :“)
Sempat dua bulan aku tak menstalk akun
fesbuk mu,dan hari ini entah ada angin apa aku ingin mengetahui kabar mu,ku
buka akun ku,di beranda ada status “terimakasih untuk hari ini,rela meluangkan
waktu sibuk mu untukku sayang “ ,pemilik status itu tak lain adalah Sevira
Audia, tanpa pikir panjang aku menebak status itu pasti ditujukan untuk mu,kak
elang.
Aku merasa muak dengan tingkah Sevira,kututup
akun fesbukku,hari ini terasa penat,kulangkah kan kaki menuju area perumahan
ku,tak jauh dari sekolah. Dan tepat dihadapan ku,wanita mungil itu turun dari
mobl merah nya,arrghh itu sevira! memang kompleks perumahan ku dan sevira sama dan
dia bersama seorang laki laki ,mereka berciuman,tepat di hadapan ku,di depan
kedua mata ku,mereka saling memeluk mesra,memuakkan,tapi laki laki itu.. laki
laki ituu.. bu.. bukan kak elang :’)
Aku mematung,sekujur tubuh ku kelu.menyaksikan
adegan yang tak pernah ku sangka sebelumnya,sevira begitu murahan.Aku segera
ingin berlari menuju kak elang,memeluk nya dan mangatakan bahwa sevira tak
layak di sanding nya,sevira tak pantas menduduki singgasana hatinya.Namun tetap
saja aku tak lebih dari seorang pecundang,yang hanya mampu berdiam diri,benar
menyaksikan dan merintih hanya itu yang ku mampu..
Berlajut pada mungkin aku benar benar jatuh cinta (end)
0 komentar:
Posting Komentar