membaca boleh,tapi tolong jangan menjadi plagiat :)

Rabu, 24 Oktober 2012

Ketika kata “hancur” menghampiri langkah kecil ku.


 “cissy, esok papa akan kembali berangkat ke bandung nak,kamu jangan nakal ya di rumah bersama mama” ucap papa sambil mengacak acak rambut ku. Aku yang sedang bermalas malasan di ruang televisi sontak protes,“ papa kan baru dua hari dirumah ,kenapa sudah pergi lagi,aku masih rindu dengan papa”.
                “iya ,sayang tapi papa harus pergi,pekerjaan papa sudah banyak menumpuk,atau cissy ikut papa ke bandung?cissy masih libur kan ?” tawar papa,aku tergiur dan mengiyakan ajakan papa.papa langsung beranjak meninggalkan ku di ruang sendiri,sepi,kupandangi seluruh isi ruang,ada televisi besar bersanding dengan dvd+salon,sebelah kanan ruang ada gucci keramik,bufet besar dan foto. Foto aku,papa,dan mama.begitu indah.ruang yang di desain secara natural ini berwarna putih dan hijau dengan nuansa alami,namun tetap saja sepi,papa yang selalu sibuk dengan pekerjaan nya dan mama yang selalu saja pergi mengurusi yayasan anak yatim piatu yang di pimpinnya.
                “mana ada dalam nuansa lebaran seperti ini kantor tidak libur?waktunya hanya di habiskan untuk bekerja,apakah papa tak sadar bila aku disini merasa sepi,bahkan sendiri” gerutu ku kesal.
                Keesokan pagi ,papa dan aku bersiap untuk pergi ke bandung.semua barang yang ku perlukan telah dimasukkan ke bagasi mobil.sebelum kami benar benar berangkat aku ingin berpamitan dengan mama,namun dimana ia,seharian kemarin aku tak melihat sosoknya,”pa,mama mana sih aku mau pamitan nih?” tanyaku pada papa.
                “mama,sudah berangkat kerja sayang sebelum kamu bangun tadi” jawab papa singkat.ya tuhan betapa mulia nya beliau,rela menghabiskan waktunya untuk mengurusi yayasan anak yatim piatu,beruntung sekali kami memiliki sosok wanita seperti mama.
Di perjalanan,aku mendengarkan musik untuk menghilangkan rasa bosan,dan papa sesekali menghisap rokok nya,kemudian tak lama dari itu handphone papa berdering.
                “halo,ia sayang ini aku dan cissy sedang di jalan,mungkin sekitar dua jam lagi sampai”ucap papa kepada seseorang yang berada di seberang sana,lalu dengan cepat papa mengakhiri percakapan itu,tak sampai satu menit.
                “siapa pa?mama ya?”tanya ku memelas
                “bukan sayang” jawab papa pelan.
                Deg!!jantungku berdegup lebih cepat,nafasku terasa sesak,siapa orang yang papa panggil “sayang “selain aku dan mama,mungkin aku salah dengar,ku coba yakin kan hati ku untuk tetap berfikir positif.
                Setelah sampai di bandung,aku bingung ketika papa memarkirkan mobil nya di rumah yang cukup megah.mungkin lebih megah dari rumah yang kami tempati di jakarta.”rumah siapa ini pa?kok berhenti disini?” tanyaku
                “ini rumah papa sayang,rumah kita”jawab papa membuat ku semakin bingung.tak mengerti maksud yang tersirat dari ucapan nya.
                “ayolah lekas turun,biarkan saja barang barang mu,nanti papa yang membawa nya kekamar mu”perintah papa.aku segera turun dari mobil,kulihat seorang wanita yang cukup anggun,menanti kami di ujung pintu ,dia melempar senyum pada ku,dan aku membalasnya dengan tatapan keheranan.aku bertanya tanya dalam hati,siapa wanita ini,pembantu kah?bila dia pembantu mengapa semodis ini,kuperhatikan seluruh benda yang ia gunakan cukup bermerek.dia menghampiri kami,dan dia menyapa ku “hay cissy,begitu jelitanya kamu,pantas saja papa mu begitu menyayangi kau”,aku hanya tersenyum merespon perkataan yang sok kenal seperti ini,mengapa dia tau nama ku,aku masih bingung,aku masih ragu,akan kah ini nyata,apa yang sebenarnya terjadi
                Ketika senja mulai menyapa,dan gelap malam tiba,aku sendiri di ruang tidur yang asing ini,aku rindu mama,tak terasa gerimis menetes dalam pipi,tanpa sadar aku menangis.wanita itu menghampiri ku,tanpa permisi,dia mengajak ku untuk berdialog,mungkin dari hati seorang wanita dewasa ke wanita yang mulai menginjak usia remaja.”cissy,jangan takut sayang,aku adalah mama tirimu,aku menyayangi mu,maafkan aku bila aku telah merebut papa mu dari pelukan mamamu,aku telah meyuruh papamu untuk pergi,namun ntah mengapa ia tetap mempertahan kan ku”ucap nya dengan isakan air mata.
                Deg!!hati ku sakit,mendengar kata demi kata yang ia lontarkan ,seperti sembilu,menyayat tanpa sisa,luka ini pedih ,sangat pedih.aku tak mampu menahan tangis,dan aku hanya mampu terdiam,bibirku kaku,kelu tak mampu berucap,hati ku menjerit dan berharap semua ini mimpi buruk.
                “kami telah menikah setahun yang lalu cissy,tanpa sepengetahuan kamu,dan mama mu”lanjutnya semakin membuat tangis ini terpecah,baru kali ini aku merasakan sakit yang begitu dalam,menikam secara perlahan,dan enggan untuk di lepas,aku terisak isak dalam gelap malam,dia menyadarkan kepalaku di bahunya,aku tak kuasa untuk menolak,dan tiba tiba papa datang,aku segera mengusap air mata ku,aku tak mau papa tau bahwa aku menangis.
                “cissy,ini sudah malam nak,segera tidur,besok lagi bila ingin berbincang bincang dengan tante mu ini”ucap papa.aku hanya tersenyum,menahan butiran perih yang telah sampai di pelupuk mata,wanita itu mencium kening ku dan mengatakan “jangan menangis di depan papa mu ya sayang,dia begitu menyayangimu”bisiknya perlahan hingga mungkin samar samar terdengar di telingaku.
                Malam ini terasa lebih lama dari biasanya,ketika satu kenyataan pahit mulai menghampiri diriku,aku mulai membenci sang waktu,semalaman aku terus menangis dalam kebisuan kelam.setahun papa telah membohongi mama,setahun pula papa telah membohongi aku,pantas bila papa tak betah dirumah dan ingin segera kembali ke bandung,ternyata demi wanita ini,wanita yang menjadi faktor dalam hancur nya mimpi indah ku bersama keluarga ku,mulai detik ini aku membenci papa,mulai detik ini aku membenci semua yang ada di diri papa,orang yang dulu selalu ku agungkan sebagai motivasi ku meraih masa depan kini seperti hewan busuk,aku ingin pulang,aku ingin memeluk mama L

                Pagi hari ketika semua telah rapi di meja makan,aku menghampiri papa dan wanita itu yang sedang bercakap cakap dengan mesranya,aku membenci adegan seperti ini,tiba tiba wanita itu menoleh ke arah ku,”eh cissy sudah bangun sayang,sini makan pagi bersama papa dan tante” pintanya,aku segera melangkahkan kaki ku ke meja makan,bercakap cakap basi yang sebenar nya membuat hati ku semakin tersayat.
                Ketika papa telah berangkat kerja,wanita itu menghampiri ku,ketika angan ku terus saja membayang kan tentang mama,”cissy,mengapa terus melamun seperti itu?kamu masih tidak bisa terima ya tentang kenyataan ini?memang sayang kenyataan terkadang tak seindah dengan harapan kita”ucap nya membuat hati ku semakin muak.
                “enggak tante,cissy Cuma kangen sama mama”ucap ku singkat.
                “cissy,kamu kan sudah besar,sudah masuk ke sekolah SMA,tante harap kamu jangan buat sedih papa ya sayaang?dia begitu menyayangi mu,dia pernah hampir menangis ketika dia tidak memiliki pekerjaan dan kamu meminta uang untuk membeli peralatan yang di butuhkan pada saat MOS,mungkin 4 bulan yang lalu,dia di pecat dari pekerjaan nya sayang,dan dia bingung bagaimana memenuhi kebutuhan mu,dia selalu melamun”ucap nya membuat hatiku mengurangi rasa benci terhadap papa.
                Sebegitukah kepedulian papa terhadap ku?hatiku masih memberontak,hatiku masih merasa semua ini banyolan mimpi,yang akan usai bila aku terbangun nanti.”tante,cissy sayang papa”ucap ku sambil menahan tangis.ntah mengapa tak ada rasa benci terhadap wanita ini,walaupun dia memiliki andil yang cukup besar dalam pembuatan kata “broken home” dalam hidup ku,ku lihat ketulusan dari setiap tatapan yang ia perlihat kan,ia memelukku erat,ku rasa ada jaminan perlindungan di lengan nya,seperti pelukkan mama,aku semakin merindukan mama,aku ingin pulang L
                Sekitar seminggu aku di bandung,kurasa keluarga yang baru disana,tentang aku,papa dan wanita itu,namun tak sehangat saat aku,papa,dan mama berkumpul,menghabiskan waktu bersama,aku merindukan moment itu,aku merindukan ketika papa dan mama mulai menggodaku tentang teman pria yang diam diam mendekati ku,aku merindukan saat aku papa dan mama pergi ke laut untuk memancing,yah aku sangat merindukan semua,semua cerita tentang masa lalu yang pasti ku tau tak mungkin terulang kembali.
                Sepulang nya dari bandung,aku segera memeluk erat mama,aku pulang ke jakarta di antar dengan sopir pribadi papa.aku ingin bercerita tentang semua yang ku alami ,aku ingin mama tau bahwa aku sakit ma,hati ku sakit ma,aku menangis di pelukan mama,aku menatap nya tajam penuh harap,aku ingin mama memahami isyarat mata ku ini “iya sayang jangan menangis,mama tau apa yang ingin kamu katakan,mama telah tau tentang semuanya,jauh sebelum kamu mengetahui itu “ucap mama sungguh tersirat,aku terdiam,mencoba pejamkan mata ku,menahan isak yang semakin menjadi.kurasa kan air mata yang membasahi pipi mama,mama menangis,mama aku sayang mama..
                Kami terus menangis bersama,tanpa ucap kami saling memahami rasa yang ada,tentang sebuah pahitnya kenyataan.tentang kasih sayang,dan tentang pengkhianatan.
                “ma,cissy tau alasan papa buru buru kembali ke bandung,ma cissy tau alasan papa dan mama bertengkar,ma cissy harap semua ini mimpi kan ma,ma berarti cissy anak broken home ya ma?” ucap ku pada mama
                “cissy jangan sedih sayang,cissy masih punya mama,mama akan selalu ada buat cissy,mama telah tahu tentang perbuatan papa mu sekitar setahun yang lalu,mama menyimpan nya sendiri,hati mama sakit cissy,namun mama terus memendam ini semua demi bertahan nya keluarga kita sayang,namun kini mama tak sanggup lagi cissy,maafkan mama” ucap mama lirih,
                Kumain kan gitar ku di teras belakang,kuhirup udara yang merasuk,aku benci harus jujur pada sang waktu,aku benci pada semua nya,mengapa tuhan tak adil? Mengapa tuhan merenggut bahagia dalam story hidup ku,aku terus mengutuk sang waktu yang berjalan mengalir sesuai takdir.
                Sudah hampir 5 bulan papa tak pulang,aku rindu namun aku benci dengan semua perbuatannya,bagaimana bisa aku menghormatinya,sedangkan perbuatannya tak pantas untuk di hormati,aku terus protes dalam hati,aku tak memiliki sedikit mental untuk mengatakan semua caci ku pada papa,sebagai anak aku tak banyak berkomentar,karena dari beliau lah segala kebutuhan ku terpenuhi,walau sebenarnya tak hanya itu yang ku butuhkan.
                Pagi ini firasat ku tak enak,hati ku gundah,ntah akan ada apa,aku tak mengerti ,sepulang sekolah aku duduk di teras belakang,seperti biasa ku mainkan gitar ku sesuai alunan hati yang semakin teriris.ku nantikan kehadiran mama pulang,namun sudah pukul 18.00 mama belum pulang,tak seperti biasa nya.aku mulai gelisah,ku coba menghubungi handphone nya namun tak aktif,aku semakin gelisah.aku menuju teras depan,duduk termenung di temani sunyi nya angin yang berhembus.mata ku tertuju pada jalanan di depan rumah,ku nanti kan suara mobil mama,namun tak kunjung datang,hingga aku tertidur,hingga kusadari mentari telah terbit,tepat jam 06.30 aku terbangun.aku cari mama di dalam rumah namun tak ada.hari ini aku memutuskan untuk tak berangkat ke sekolah,ku rasa aku demam,badan ku menggigil,mata ku terasa panas,dan tenggorokan ku sakit,aku mencoba rebah kan tubuh ku di kamar,sepi sangat sepi,hanya ada aku di rumah sebesar ini.mama aku rindu maamaa…
                 Aku merasa begitu rapuh,aku lihat handphone ku,satu pesan dan aku harap itu pesan dari mama.ternyata benar itu pesan dari mama,”sayang,mama pergi ke lampung.maafkan mama yang tak sempat pamit dengan mu,jaga dirimu baik baik sayang” sebuah pesan singkat yang membuat hati ku semakin hancur,dimana mama yang dulu pernah ku kenal,tega nya dia meninggalkan ku saat aku benar benar merasa terpuruk,dimana sosok papa yang dulu pernah ku kagumi bahkan ku jadikan motivasi,dimana kalian setega ini kah meninggalkan ku sendiri terpojok dalam sepi,apa ini balasan dari semua permintaan kalian yang telah kuturuti??aku benci pada kenyataan,bahkan aku benci pada sang waktu yang membawa ku tenggelam dalam permainan masa,aku tersadar kata hancur menghampiri hidup ku,raga ini hancur menjadi serpihan yang berserakan,ntah bagaimana aku mencoba menyatukan kembali,atau aku hanya membiarkan serpihan itu musnah untuk selamanya..
               

                Sekitar 14 bulan mama meninggal kan aku,dan aku mulai terbiasa berteman dengan rasa sepi,sepulang sekolah aku menghabiskan waktu ku di teras belakang,menikmati indahnya senja,ku dengar pintu rumah di ketok seseorang,ku bergegas menuju ruang tamu dengan langkah gontai,ku buka perlahan pintu jati yang terkesan gagah itu.. Deg!! Benarkah apa yang ku lihat ini?sosok itu tak berubah,wajah nya yang tirus,perangai nya yang anggun,semua masih jelas tergambar dalam otakku..mama,iyaaa mama kembali,betapa ku rindukan beliau,namun aku masih tak bisa melupakan caranya menyakitiku hingga luka ini membekas . aku terpaku,tak mampu berucap,ia memelukku,aku terdiam,sungguh air mata ku telah habis untuk menangisi peristiwa yang ku benci seperti ini.
                “mama rindu kamu sayang”ucap nya
                Aku tak membalas ucapan nya,aku masih sakit maa,sakit !!aku segera meninggalkan nya,aku menuju teras belakang dan kembali tangis ku terpecah,aku membenci adegan tangis seperti ini,aku tak mau terlalu cengeng untuk sebuah kenyataan pahit ini.sempat dalam langkah ku,ku menoleh ke arah nya,bersama laki laki lain,sudah kuduga sebelumnya.
                Perbuatan mama tak jauh buruk dengan perbuatan papa,bagaimana bisa wanita semulia mama bisa melakukan perbuatan seperti ini,kini hidup ku telah benar benar hancur,tak ada lagi tempat untuk mengadu,tak ada lagi tempat untuk mencurahkan keluh kesah ku,sial!mengapa takdir ku terlalu buruk,aku membenci kedua orang tua ku,kini ku berjalan sendiri,mencoba langkah kan kaki ku tanpa angan tentang mereka,mungkin keegoisan ku tercipta dari bekal perbuatan mereka yang pernah membuat tangis ku terpecah..sudah lah masa lalu hanyalah story yang hanya membuat hati ku sakit,mungkin akan ku kenang bila ku merindukan sosok mereka yang dulu,sangat dahulu..

Oleh: Egy amelia paraditha


0 komentar:

Posting Komentar