Aku
berjalan menyusuri jalanan kota,memandangi kerasnya hidup.kutemui seorang renta
yang mengemis,anak di bawah umur yang mengais rejeki dengan menjual suaranya ,seorang
laki laki tua yang memungut sampah untuk menyambung hidupnya, Hmmmff terasa
miris, namun kedua mataku tertarik pada sepasang manula bersama anaknya,yang
berbagi sesuap nasi dalam satu bungkus makanan yang ia dapat dari tempat
pembuangan sampah,begitu bahagia nya mereka ,mampu berbagi walau dalam
kesusahan.sungguh aku takjub,bahkan terselip rasa iri dalam diam ku.
Ku sadari bahwa materi tak mampu
membeli segalanya,tentang kebahagian,kasih sayang,dan hangatnya sebuah arti “keluarga”.
Benar aku tak pernah tau bagaimana rasa bahagia itu,walau aku terlahir dari
kelurga yang cukup terhormat.”Dayla Flabian Wijayadiningrat” seorang keturunan
dari kelurga mapan,namun taukah hingga detik ini,hingga aku mulai beranjak
dewasa,aku belum pernah bertemu dengan kedua orang tua ku,bertatap matapun aku
belum pernah.16 tahun aku hidup bersama wanita tua yang rela menghabiskan seluruh
waktunya untukku,yang mau memelukku saat aku merasa letih jalani waktu yang
bergulir tanpa akhir,memberikan bahu terindah nya sebagai sandaran ketika aku
merintih dalam tangis,ya dia adalah nenekku.Beliau sosok yang ku kagumi saat
ini,walau beliau bisu dan kurang dalam pendengaran aku sangat menyayanginya.
Di sela sela langkah ku dalam
waktu senja ,aku selalu bertanya tanya tentang sosok seorang ibu,seanggun
apakah ia?semulia apakah ia?apakah ia secantik nenek? dan ayah apakah ia segagah tokoh ayah yang
selalu menyita angan ku tanpa sisa?
Warna senja yang selalu kurindukan
hadirnya yang membawa nuansa pilu.bagaimana aku mampu bertemu dengan kedua
orang tua ku ,sedang sumber dari sejarah langkah hidup ku tak mampu berkata
sepatah kata pun,hanya isyarat,yang terkadang begitu absurd untuk aku
artikan.hidup ku terasa begitu tak nyata.jauh ,sangat jauh dari kata “ indah”.
“nek,bian berangakt sekolah dulu
ya”, ucap ku sambil mencium tangan nenek.
“gheiknzsgbsbsvxhdbxms ziuwsxhjwen”
sebuah isyarat dari bibir wanita bisu,yang mengkodekan bahwa dia menunggu ku
tepat jam 2 siang agar segera kembali kerumah.
“iya nek,bian pulang tepat waktu
nanti” timpal ku.
Segera ku
naiki mobil mewah yang harganya mungkin milyaran itu bahkan lebih,sebagai
fasilitas antar jemput ku menuju sekolah.Mobil yang di berikan nenek saat ulang
tahun ku ke 14 tahun.ternyata hari ini ada jam tambahan hingga jam 4
sore,kemudian aku harus menghadiri acara ulang tahun teman sebangku ku hingga
pukul 11 malam nanti,sangat padat,dan “arghhh sial,handphone ku tertinggal di
rumah” keluh ku,hingga aku tak bisa mengabari nenek.aku khawatir nenek akan kecewa.
Benar dugaan
ku,ketika aku melangkah kan kaki turun dari angkutan umum yang membawa ku
pulang,nenek masih duduk di kursi goyang
nya di teras rumah,ku tengok jam tangan ku ,menunjukkan pukul 23.25 . hingga
tengah malam begini nenek belum tidur,pikir ku. Namun ketika ku mendekat kan
tubuh ku pada wajah nenek,matanya terpejam ,dan ada sesuatu yang beliau peluk
dalam dekapan nya.
Sebuah bingkai
foto,dengan rasa penasaran ku beranikan tangan ku merenggut bingkau itu dari
pelukan nenek.Deg !! foto aku,seorang wanita dan seorang pria di samping
ku,apakah ini ayah dan ibu ku ? foto ini aku ingat saat aku berusia 7
tahun,namun aku tak mengingat bahwa aku pernah berfoto dengan mereka,bahkan
senyum yang aku pancarkan dari wajah ku terlihat begitu sempurna,berbanding
terbalik dengn saat ini.aku tak mengerti apakah ini hanay sebuah halusinasi
dari sebuah kerinduanyang telah kupendam .
Aku
membuka bingkai foto itu,menarik paksa foto yang ada di dalamnya,mengamatinya
dengan saksama,dan mencoba memaksa memori ku mengingat adegan ini,namun sama
sekali aku tak ingat apa pun!!benar benar absurd.tak sengaja aku melihat nama
di balik foto itu,keysha,dayla,dion tanggal 11 february 1980.Bibir ku
kelu,angan ku sesak.ada apa dengan tahun 1980?saat itu tak mungkin aku telah
hadir di dunia ini,aku lahir tahun 1995 dan apabila aku berumur 7 tahun berarti
foto itu tercipta 2002?tapi mengapa 1980?ku biarkan angan ku menerawang seluruh
masa lalu,kupaksa memori ku mengulang tiap detik yang telah terjadi,namun
hasilnya NIHIL!aku tak mengenal kedua orang itu,dan sama sekali aku tak
mengingat apapun
Kusimpan
foto itu dalam tas ku,dan keesokan harinya aku tak memberi tau nenek bahwa aku
menemukan foto saat ia tertidur.dan saat nenek bertemu dengan ku,ia tak mengisyaratkan
apapun,benar benar seperti tak terjadi apa apa.Aneh!!
Seperti
biasa setelah sarapan pagi,aku segera berpamitan dengan nenek .dan menuju
sekolah.namun hari ini,kata sial menghampiri ku,mobil yang biasnya mengantar ku
ke sekolah itu mengalami kecelakaan,aku dan pak dhani sopir pribadi ku
mengalami luka.namun tak begitu parahhanya di dahi ku sedikit memar,dan siku.
Ku putuskan
untuk memutar balik arah sekolah menjadi pulang kerumah nenek,aku ingin
menangis di pelukan nenek,rasa taruma ini ku rasa akan butuh cukup waktu untuk
hilang,namun saat ku masuki rumah,nenek yangb iasanya menyulam di kursi goyang
nya tidak ada,ku mencari di kamar tidur nya pun tidak ada,seluruh ruang sudah
ku jelajahi namun tak kutemukan ia,bayang nya pun tak terlihat,aku tertunduk
lemas,lelah,aku sangat lelah jalani semua.Tiba tiba bi sari,pembantu yang mengurus
rumah nenek datang menghampiri ku.
“cari
apa tih non,dari tadi bibi perhatikan kok kaya orang kebingungan?” tanya nya
khas dengan logat jawa
“cari
nenek bik,nenek dimana?”jawab ku kesal
“nenek
siapa non?” bi sari justru bertanya balik pada ku.
“nenek
bik,nenek ku,nenek wulan.”jawab ku semakin keasl
“yoalah
non bian ini kok semakin ngaco toh?bertahun tahun bibi ini kerja dirumah ini,ya
ndak pernah liat ada nenek nenek yang non bian maksud,lah kan dirumah ini Cuma ada
non bian,bibik dan pak dani,si sopir non itu” jelas bibi membuat ku sontak
semakin tak mengerti,aku menangis sejadi jadinya.
Tuhan
apa yang telah kau berikan dalam hidupku,detik waktu yang berjalan semakin
membuat ku tak mengerti.aku teringat foto,iya foto itu ,masih aku simpan di tas
ku,ku segera membuka tas,daaan TEPAT!! Foto itu masih ada,namun dimana nenek? Aku
tak mengerti.
Logika ku
tak mampu berfikir jernih,bayang bayang nenek masih tergambar jelas dalam
ingatan ku,namun menurut penjelasan bibi hanya ada aku,bibi dan pak dani di
rumah ini.lalu siapa sosok nenek itu?sosok yang selama 16 tahun menemani hari
hari ku,kini harap ku semakin pupus,titik temu yang ku harap kan memang begitu
tak nyata.
Aku berlari
menuju pak dani,sopir pribadi ku,karena aku asih belum terima dengan penjelasn
bibi.
“pak
dani,nenek mana?” tanya ku sambil mengusap air mata yang terus menetes.
“maksudnya
non?” pak dani justru bertanya balik
“nenek
wulan pak,nenek nya bian,dia dimana?”ucap ku semakin keras.
“loh
pak dani ini ,kok semakin ndak ngerti,non bian ini ngomong apa toh?”ucap pak
dani
“kenapa
semua tak mengenal nenek?”gerutu ku kesal.
Aku
segera menyodorkan foto yang aku simpan kepada pak dani.
“non
dapat foto ini dari mana?” muka pak dani berubah menjadi pucat,dan segera gerak
gerik nya menjadi aneh.
“dari
nenek pak,pak dani kenal sama kedua orang yang ada di samping aku ini?”
“itu
kan foto,saya,istri,dan anak saya non” ucap pak dani
Deg!!jantung
ku berdetak lebih cepat dari biasanya,pak dani mengajakku menuju suatu tempat
yang mampu mempertemukan ku dengan kedua orang tua ku.lebih dari 2 jam kami
menuju tempat itu,menurut ku orang tua ku berada di desa terpencil karena kami
melewati sawah,pepohonan dan ilalang sepanjang jalan,dan tepat di sebuah ilalang
luas mobil kami mogok.hati ku semakin gelisah.
“non,pak
dani cari air dulu yaa,ini kurang air mobilnya ” ucap pak dani
“tapi
bian takut pak,jangan lama lama ya”pintaku.
Pak dani
menuruni mobil,dan 45 menit kumenunggu .jenuh.aku turun pula dari mobil,waktu senja,dengan
hiasan kemerahan di ujung langit itu,angin yang berhembus bagai nafas seorang
ibu,langkah ku berjalan mengikuti suara hati,kudapati 3 nisan bertuliskan “wulan
wijayadiningrat” “keysha wijayadiningrat” dan “dion syahdani wijaya kusuma”..
Ternyata
waktu menjawab semua tanya dalam story nama ku..
0 komentar:
Posting Komentar