membaca boleh,tapi tolong jangan menjadi plagiat :)

Kamis, 25 Oktober 2012

Pesan dari bayangan masa lalu



                Aku berjalan menyusuri jalanan kota,memandangi kerasnya hidup.kutemui seorang renta yang mengemis,anak di bawah umur yang mengais rejeki dengan menjual suaranya ,seorang laki laki tua yang memungut sampah untuk menyambung hidupnya, Hmmmff terasa miris, namun kedua mataku tertarik pada sepasang manula bersama anaknya,yang berbagi sesuap nasi dalam satu bungkus makanan yang ia dapat dari tempat pembuangan sampah,begitu bahagia nya mereka ,mampu berbagi walau dalam kesusahan.sungguh aku takjub,bahkan terselip rasa iri dalam diam ku.
Ku sadari bahwa materi tak mampu membeli segalanya,tentang kebahagian,kasih sayang,dan hangatnya sebuah arti “keluarga”. Benar aku tak pernah tau bagaimana rasa bahagia itu,walau aku terlahir dari kelurga yang cukup terhormat.”Dayla Flabian Wijayadiningrat” seorang keturunan dari kelurga mapan,namun taukah hingga detik ini,hingga aku mulai beranjak dewasa,aku belum pernah bertemu dengan kedua orang tua ku,bertatap matapun aku belum pernah.16 tahun aku hidup bersama wanita tua yang rela menghabiskan seluruh waktunya untukku,yang mau memelukku saat aku merasa letih jalani waktu yang bergulir tanpa akhir,memberikan bahu terindah nya sebagai sandaran ketika aku merintih dalam tangis,ya dia adalah nenekku.Beliau sosok yang ku kagumi saat ini,walau beliau bisu dan kurang dalam pendengaran aku sangat menyayanginya.
Di sela sela langkah ku dalam waktu senja ,aku selalu bertanya tanya tentang sosok seorang ibu,seanggun apakah ia?semulia apakah ia?apakah ia secantik nenek?  dan ayah apakah ia segagah tokoh ayah yang selalu menyita angan ku tanpa sisa?
Warna senja yang selalu kurindukan hadirnya yang membawa nuansa pilu.bagaimana aku mampu bertemu dengan kedua orang tua ku ,sedang sumber dari sejarah langkah hidup ku tak mampu berkata sepatah kata pun,hanya isyarat,yang terkadang begitu absurd untuk aku artikan.hidup ku terasa begitu tak nyata.jauh ,sangat jauh dari kata “ indah”.
“nek,bian berangakt sekolah dulu ya”, ucap ku sambil mencium tangan nenek.
“gheiknzsgbsbsvxhdbxms ziuwsxhjwen” sebuah isyarat dari bibir wanita bisu,yang mengkodekan bahwa dia menunggu ku tepat jam 2 siang agar segera kembali kerumah.
“iya nek,bian pulang tepat waktu nanti” timpal ku.
                Segera ku naiki mobil mewah yang harganya mungkin milyaran itu bahkan lebih,sebagai fasilitas antar jemput ku menuju sekolah.Mobil yang di berikan nenek saat ulang tahun ku ke 14 tahun.ternyata hari ini ada jam tambahan hingga jam 4 sore,kemudian aku harus menghadiri acara ulang tahun teman sebangku ku hingga pukul 11 malam nanti,sangat padat,dan “arghhh sial,handphone ku tertinggal di rumah” keluh ku,hingga aku tak bisa  mengabari nenek.aku khawatir nenek akan kecewa.
                Benar dugaan ku,ketika aku melangkah kan kaki turun dari angkutan umum yang membawa ku pulang,nenek  masih duduk di kursi goyang nya di teras rumah,ku tengok jam tangan ku ,menunjukkan pukul 23.25 . hingga tengah malam begini nenek belum tidur,pikir ku. Namun ketika ku mendekat kan tubuh ku pada wajah nenek,matanya terpejam ,dan ada sesuatu yang beliau peluk dalam dekapan nya.
                Sebuah bingkai foto,dengan rasa penasaran ku beranikan tangan ku merenggut bingkau itu dari pelukan nenek.Deg !! foto aku,seorang wanita dan seorang pria di samping ku,apakah ini ayah dan ibu ku ? foto ini aku ingat saat aku berusia 7 tahun,namun aku tak mengingat bahwa aku pernah berfoto dengan mereka,bahkan senyum yang aku pancarkan dari wajah ku terlihat begitu sempurna,berbanding terbalik dengn saat ini.aku tak mengerti apakah ini hanay sebuah halusinasi dari sebuah kerinduanyang telah kupendam .
                Aku membuka bingkai foto itu,menarik paksa foto yang ada di dalamnya,mengamatinya dengan saksama,dan mencoba memaksa memori ku mengingat adegan ini,namun sama sekali aku tak ingat apa pun!!benar benar absurd.tak sengaja aku melihat nama di balik foto itu,keysha,dayla,dion tanggal 11 february 1980.Bibir ku kelu,angan ku sesak.ada apa dengan tahun 1980?saat itu tak mungkin aku telah hadir di dunia ini,aku lahir tahun 1995 dan apabila aku berumur 7 tahun berarti foto itu tercipta 2002?tapi mengapa 1980?ku biarkan angan ku menerawang seluruh masa lalu,kupaksa memori ku mengulang tiap detik yang telah terjadi,namun hasilnya NIHIL!aku tak mengenal kedua orang itu,dan sama sekali aku tak mengingat apapun
                Kusimpan foto itu dalam tas ku,dan keesokan harinya aku tak memberi tau nenek bahwa aku menemukan foto saat ia tertidur.dan saat nenek bertemu dengan ku,ia tak mengisyaratkan apapun,benar benar seperti tak terjadi apa apa.Aneh!!
                Seperti biasa setelah sarapan pagi,aku segera berpamitan dengan nenek .dan menuju sekolah.namun hari ini,kata sial menghampiri ku,mobil yang biasnya mengantar ku ke sekolah itu mengalami kecelakaan,aku dan pak dhani sopir pribadi ku mengalami luka.namun tak begitu parahhanya di dahi ku sedikit memar,dan siku.
                Ku putuskan untuk memutar balik arah sekolah menjadi pulang kerumah nenek,aku ingin menangis di pelukan nenek,rasa taruma ini ku rasa akan butuh cukup waktu untuk hilang,namun saat ku masuki rumah,nenek yangb iasanya menyulam di kursi goyang nya tidak ada,ku mencari di kamar tidur nya pun tidak ada,seluruh ruang sudah ku jelajahi namun tak kutemukan ia,bayang nya pun tak terlihat,aku tertunduk lemas,lelah,aku sangat lelah jalani semua.Tiba tiba bi sari,pembantu yang mengurus rumah nenek datang menghampiri ku.
                “cari apa tih non,dari tadi bibi perhatikan kok kaya orang kebingungan?” tanya nya khas dengan logat jawa
                “cari nenek bik,nenek dimana?”jawab ku kesal
                “nenek siapa non?” bi sari justru bertanya balik pada ku.
                “nenek bik,nenek ku,nenek wulan.”jawab ku semakin keasl
                “yoalah non bian ini kok semakin ngaco toh?bertahun tahun bibi ini kerja dirumah ini,ya ndak pernah liat ada nenek nenek yang non bian maksud,lah kan dirumah ini Cuma ada non bian,bibik dan pak dani,si sopir non itu” jelas bibi membuat ku sontak semakin tak mengerti,aku menangis sejadi jadinya.
                Tuhan apa yang telah kau berikan dalam hidupku,detik waktu yang berjalan semakin membuat ku tak mengerti.aku teringat foto,iya foto itu ,masih aku simpan di tas ku,ku segera membuka tas,daaan TEPAT!! Foto itu masih ada,namun dimana nenek? Aku tak mengerti.
                Logika ku tak mampu berfikir jernih,bayang bayang nenek masih tergambar jelas dalam ingatan ku,namun menurut penjelasan bibi hanya ada aku,bibi dan pak dani di rumah ini.lalu siapa sosok nenek itu?sosok yang selama 16 tahun menemani hari hari ku,kini harap ku semakin pupus,titik temu yang ku harap kan memang begitu tak nyata.
                Aku berlari menuju pak dani,sopir pribadi ku,karena aku asih belum terima dengan penjelasn bibi.
                “pak dani,nenek mana?” tanya ku sambil mengusap air mata yang terus menetes.
                “maksudnya non?” pak dani justru bertanya balik
                “nenek wulan pak,nenek nya bian,dia dimana?”ucap ku semakin keras.
                “loh pak dani ini ,kok semakin ndak ngerti,non bian ini ngomong apa toh?”ucap pak dani
                “kenapa semua tak mengenal nenek?”gerutu ku kesal.
                Aku segera menyodorkan foto yang aku simpan kepada pak dani.
                “non dapat foto ini dari mana?” muka pak dani berubah menjadi pucat,dan segera gerak gerik nya menjadi aneh.
                “dari nenek pak,pak dani kenal sama kedua orang yang ada di samping aku ini?”
                “itu kan foto,saya,istri,dan anak saya non” ucap pak dani
                Deg!!jantung ku berdetak lebih cepat dari biasanya,pak dani mengajakku menuju suatu tempat yang mampu mempertemukan ku dengan kedua orang tua ku.lebih dari 2 jam kami menuju tempat itu,menurut ku orang tua ku berada di desa terpencil karena kami melewati sawah,pepohonan dan ilalang sepanjang jalan,dan tepat di sebuah ilalang luas mobil kami mogok.hati ku semakin gelisah.
                “non,pak dani cari air dulu yaa,ini kurang air mobilnya ” ucap pak dani
                “tapi bian takut pak,jangan lama lama ya”pintaku.
                Pak dani menuruni mobil,dan 45 menit kumenunggu .jenuh.aku turun pula dari mobil,waktu senja,dengan hiasan kemerahan di ujung langit itu,angin yang berhembus bagai nafas seorang ibu,langkah ku berjalan mengikuti suara hati,kudapati 3 nisan bertuliskan “wulan wijayadiningrat” “keysha wijayadiningrat” dan “dion syahdani  wijaya kusuma”..
                Ternyata waktu menjawab semua tanya dalam story nama ku..

0 komentar:

Posting Komentar