membaca boleh,tapi tolong jangan menjadi plagiat :)

Selasa, 11 September 2012

Tulisan temen sebangku gue,berlanjuuut



Ntah lagi sakit jiwa atau sakit panu temen sebangku gue mood banget nulis puisi tentang orang tua,dan dia ngerengek ngerengek sambil joget jaranan minta tulisan dia di masukin di blog gue,eh terpaksa deh,lanjuttt bangg
Lihat aku
Karya :yulia sari(julek)
Hey ayah ibu,jangan paksa aku melakukan hal yang tak aku mau,
aku juga punya anagku sendiri,yang belum pernah ku lakukan hingga saat ini,tolonglah mengerti apa mau ku.(ah maca,miapah?)
Hey ayah,ibu ,jangan kau patahkan semangat ku ini,membara bagaikan api,bukan kah semangat ini yang ku butuhkan untuk melawan ganasnya hidup..(patah?emangnya ranting ..)
Hey ayah,ibu jangan lihat diriku yang sekarang,tapi lihatlah garis takdirku di masa depan,aku pasti jadi orang.(emang sekarang bukan orang?hayoo onyet yaaa?)
Hey ayah,ibu lihatlah bintang di atas sana ,indah bukan?aku juga ingin seperti itu,jadi bintang terindah yang kau miliki.(gak mau ah,nyuruh nyuruh liat,weeks!!)
Hey ayah,ibu rasakan dinginnya tubuh ku ini,dingin bukan karena tiupan angin,tapi dingin karena sepi,peluklah aku,(ya dingin lah ,lo aja abis mandi di kali terbanggi  geh)
Hey ayah,ibu,lihatlah air mataku ini,sadarkah seringkali engkau yang membuat air mata ini mengalir?karena ucapan mu yang pedih..(uuuhhm so sad)
Hey ayah,ibu jangan biarkan langkahku terhenti disini,aku ingin menggapai citaku disana,agar kelak dapat ku balas semua budi mu nanti..(disini,disana dimana mana hatiku senag)
Hey ayah,ibu jangan engkau takutkan masa tua mu ,engkau pikir apa guna ku disisi?aku terlahir untuk mengabdi padamu..(gunamu?oh gak guna sih,ahaha)
Hey ayah,ibu dengar!dengarlah keluh ku ini,bukan karena ku tak sayang atau ku tak sopan,hanya ingin sedikit pengertian dan perhatian bahwa aku disini bukan hanya sebagai milikmu,aku ini buah hatimu!!(emang di akui)
Note: ahahah dalam kurung itu tanggepan dari gue..
Gue juga mau nulis karya gue,emang ga sebagus suara gue hahaha,
Untuk ayah
Karya:egy amelia paraditha
Tertunduk pilu,menangis dalam dimensi yang begitu semu..
Sosokmu,semakin jauh tuk ku raih..
Genggamanmu tak mampu ku rasa lagi..
Ayah dalam gelap ini,ku merintih harapkan bahumu menjadi sandaran dalam isakku..
Ayah..
Dapatkah kau rasakan kerinduan ini?
Ayah.. aku rindu caramu memarahiku,..
Aku ridu caramu menghapus air mataku..
Bahkan aku lupa caramu memelukku dalam tangis..
          Ayah..pernahkah engkau sadari betapa kecewanya aku?
          ketika engkau tak mempunyai sedikit waktu mengambilkan raporkuu..
          Ketika engkau tak mempunyai waktu melihat aksi pentasku..
          Ketika engkau tak memiliki waktu tu mendengarkan ceritaku..
          Ayah..kapan engkau akan mengajakku habiskan waktumu dengan penuh canda?
          Kapan engkau mengajariku menghitung jumlah bintang lagi?
          Dan kapan engkau akan kembali hadir dalam letih inii??

Maaf bila kami sering memaksakan kehendak kamii,L
Tuhan berikan lah kematangan fikiran bagi orang tua kami agar mereka dapat membimbing kami hingga kami mampu berdiri tegak sendiri..

0 komentar:

Posting Komentar