Ntah lagi sakit jiwa atau sakit panu temen sebangku gue mood
banget nulis puisi tentang orang tua,dan dia ngerengek ngerengek sambil joget
jaranan minta tulisan dia di masukin di blog gue,eh terpaksa deh,lanjuttt bangg
Lihat aku
Karya :yulia
sari(julek)
Hey ayah ibu,jangan
paksa aku melakukan hal yang tak aku mau,
aku juga punya
anagku sendiri,yang belum pernah ku lakukan hingga saat ini,tolonglah mengerti
apa mau ku.(ah maca,miapah?)
Hey ayah,ibu ,jangan
kau patahkan semangat ku ini,membara bagaikan api,bukan kah semangat ini yang
ku butuhkan untuk melawan ganasnya hidup..(patah?emangnya ranting ..)
Hey ayah,ibu jangan
lihat diriku yang sekarang,tapi lihatlah garis takdirku di masa depan,aku pasti
jadi orang.(emang sekarang bukan orang?hayoo onyet yaaa?)
Hey ayah,ibu
lihatlah bintang di atas sana ,indah bukan?aku juga ingin seperti itu,jadi
bintang terindah yang kau miliki.(gak mau ah,nyuruh nyuruh liat,weeks!!)
Hey ayah,ibu rasakan
dinginnya tubuh ku ini,dingin bukan karena tiupan angin,tapi dingin karena
sepi,peluklah aku,(ya dingin lah ,lo aja abis mandi di kali terbanggi geh)
Hey
ayah,ibu,lihatlah air mataku ini,sadarkah seringkali engkau yang membuat air mata
ini mengalir?karena ucapan mu yang pedih..(uuuhhm so sad)
Hey ayah,ibu jangan
biarkan langkahku terhenti disini,aku ingin menggapai citaku disana,agar kelak
dapat ku balas semua budi mu nanti..(disini,disana dimana mana hatiku senag)
Hey ayah,ibu jangan
engkau takutkan masa tua mu ,engkau pikir apa guna ku disisi?aku terlahir untuk
mengabdi padamu..(gunamu?oh gak guna sih,ahaha)
Hey ayah,ibu
dengar!dengarlah keluh ku ini,bukan karena ku tak sayang atau ku tak
sopan,hanya ingin sedikit pengertian dan perhatian bahwa aku disini bukan hanya
sebagai milikmu,aku ini buah hatimu!!(emang di akui)
Note: ahahah dalam kurung itu tanggepan dari gue..
Gue juga mau nulis karya gue,emang ga sebagus suara gue hahaha,
Untuk ayah
Karya:egy amelia paraditha
Tertunduk pilu,menangis dalam dimensi
yang begitu semu..
Sosokmu,semakin jauh tuk ku raih..
Genggamanmu tak mampu ku rasa lagi..
Ayah dalam gelap ini,ku merintih harapkan
bahumu menjadi sandaran dalam isakku..
Ayah..
Dapatkah kau rasakan kerinduan ini?
Ayah.. aku rindu caramu memarahiku,..
Aku ridu caramu menghapus air mataku..
Bahkan aku lupa caramu memelukku dalam
tangis..
Ayah..pernahkah
engkau sadari betapa kecewanya aku?
ketika engkau tak mempunyai sedikit waktu mengambilkan raporkuu..
ketika engkau tak mempunyai sedikit waktu mengambilkan raporkuu..
Ketika
engkau tak mempunyai waktu melihat aksi pentasku..
Ketika
engkau tak memiliki waktu tu mendengarkan ceritaku..
Ayah..kapan
engkau akan mengajakku habiskan waktumu dengan penuh canda?
Kapan
engkau mengajariku menghitung jumlah bintang lagi?
Dan
kapan engkau akan kembali hadir dalam letih inii??
Maaf bila kami sering memaksakan kehendak kamii,L
Tuhan berikan lah kematangan fikiran bagi orang tua kami agar
mereka dapat membimbing kami hingga kami mampu berdiri tegak sendiri..
0 komentar:
Posting Komentar