membaca boleh,tapi tolong jangan menjadi plagiat :)

Kamis, 13 September 2012

DETIK DALAM JARAK



Lembayung senja hiasi sore itu,ku nikmati tiap butiran perih yang menetes dalam lamunan tentang mu.desiran angin kali ini membuat ku kembali mengingat semua goresan warna yang pernah kau buat dalam hidupku.tak terasa hampir 4 tahun ku menunggu sosokmu menjemput ku dalam kesenduan ini.Menanti dalam lirih nya jiwa.dan angan ku kembali melayang bebas tentang kita,kita yang dulu.
“kamu janji kan mau temui aku,setelah kamu pulang dari Jerman?”tanyaku dengan nada ragu
“iyaa,nanti abis aku lulus kuliah di Jerman aku akan pulang ke indonesia dan orang pertama yang aku temui adalah kamu”ucapnya.
Hanya sebuah janji dari masa lalu yang mampu tegarkan aku hingga hari ini,janji itu selalu yakinkan aku bahwa kau masih menjadikan ku sebagai peri dalam jiwamu.Ku simpan janji itu tepat dalam relung hatiku.
Detik demi detik ku lalui hariku tanpa kabar darimu,ku langkahkan kaki ini dengan rapuh.penantian yang begitu abstrak,namun aku mempercayainya bahwa kau akan menepati janjimu.janji yang kita ucap saat kau gengam erat jemariku.
Aku rindu ketika kau dan aku tertawa bersama,aku rindu ketika kau dan aku habiskan waktu dengan canda,dan aku rindu caramu menatapku.Ku lepas letih ini dengan mendoakan mu,karena mendoakanmu adalah caraku memelukmu dari jauh.Harus berapa banyak lagi air mata yang harus menetes saat ku menantimu,sampai kapan aku harus termenung dalam angan masa lalu? Mampukah kau jawab semua tanya ku?
Pagi itu,ketika enggan ku langkahkan kaki,bayang mu menggerogoti perih ku.angan tentang mu adalah hal pertama yang ku fikirkan ketika mata ini mulai terbuka.Kudapati seorang wanita setengah baya telah menunggu ku di ruang tamu,terbesit fikiran tentang wanita ini,”seperti pernah ku kenal”bisikku dalam hati.
“selamat pagi,ada yang bisa saya bantu?”ucap ku ramah dengan menatap wajah nya yang tak asing lagi bagi ku.
“selamat pagi amel,ini tante mel,apa kamu tak mengenaliku ?”ucapnya penuh harap agar ku mengingat sedikit memori tentangnya.
Aku masih terdiam,memutar ingatan masa lalu tentang sosok wanita ini,”ya tuhan ini mama dion”jantung ku tiba tiba berdetak lebih kencang.ada perasaan yang sedikit membuat ku merasa lebih rapuh kali ini.
Detik demi detik ,ketika kami mulai membuka sebuah percakapan dan mengakhirinya dengan sebuah tangisan luka,ingin ku berlari menjauh dari sang waktu.ingin ku hapus sebuah jarak di antara kita,ingin ku ulang waktu agar kau tak pernah berlari tinggalkan goresan kenangan yang telah terpatri dalam relung ini.Sontak butiran kerapuhan ini kembali mengalir ketika ku tahu penantian ku selama ini berakhir dengan hampa.ingin ku ulang waktu untuk tak mengenal mu,agar ku tak terperosok begitu jauh dalam sosokmu.
“dion,aku sangat merindukanmu walau kini kau takkan mungkin lagi kurengkuh dalam dekapan ku”.
Ya,memang begitu hina saat aku merindukan sosokmu yang telah berada jauh di tempat yang berbeda,kau tinggalkan aku,tepat di hari keberangkatan mu menuju sebuah kota tempat mu menuntut ilmu demi masa depan kita kelak,tragis memang saat ku menyadari bahwa kehilangan mu itu telah benar benar terjadi tepat 4 tahun lalu.mengapa baru detik ini ku dengar berita tentang ketiadaan mu,mengapa kau tega menyembunyikan tentang sebuah kepedihan yang teramat sakit.
Kau tahu?hari ini tepat 4 tahun ku menantimu.dan kau tau?tepat hari ini ku menyadari bahwa kau telah benar benar tiada,setelah 4 tahun ku menyendiri demi kesetiaan ku terhadap janjimu..
Ku hempaskan raga ini dalam isak,kini izinkan aku tetap menjaga ukiran namamu di hatiku,dan izinkan aku menjaga kisah ini hingga nanti..Dan ku menyadari mencintaimu itu begitu sempurna,karena aku mampu merasakan pahitnya merindumu, dan manisnya di sampingmu.. END *

0 komentar:

Posting Komentar