membaca boleh,tapi tolong jangan menjadi plagiat :)

Kamis, 09 Mei 2013

“SEPOTONG UCAPAN TEMU PERTAMA”



Aku masih tertegun dengan apa yang ia ceritakan, aku terus memperhatikan gerak gerik bibir laki laki itu . dengan antusias aku terus memandang ceritanya yang penuh juang.  Tentang arti konsistensi ucapan dan tentang arti suatu hubungan .Tidak sepertiku yang hanya mampu menunggu  dan berharap . dia menceritakan inci demi inci kisah nya , tentang wanita yang ia sebut “terakhir” .
Seiring detik yang telah menjadi saksi kebungkaman ku , ada rasa iba yang terselip . “pria baik sengaja mempertahan kan pilihan nya demi perkataan nya “ itu kesan ku pertama kali saat aku melihat sosok mu
“banyak yang lebih darinya, tapi aku ingin memenuhi janji ku . menjadikan nya yang terakhir” ucap nya pasti
“mau nikah? Kan masih banyak di luar sana yang akan datang dan pergi di hidup kamu” ucap ku
“enggak.. aku Cuma mau memenuhi janji ku . yang terpenting aku sudah berusaha, tentang akhir nya nanti, kalau dia memutuskan ku ya aku dengan yang lain. kalau tidak ya aku dengan dia. Dia yang terakhir” ucap nya lagi
“aku menyesal dulu pernah mengucap cinta pada seorang wanita dan justru aku yang memutuskan hubungan dengan wanita di masa laluku , oleh karena itu , kali ini aku harus memenuhi janji ku “ sambung nya
Aku tediam.. bibir ku kelu. Hanya senyum tanpa rasa yang ku tunjukkan. Seberuntung itulah “wanita terakhir” itu .
Dia tiba tiba memegang hanphone nya , menunjukkan beberapa foto wanita yang ku bilang cukup menarik, “coba lihat yang ini dan yang ini . sempat dekat tapi aku mempertahan kan wanita ku , karena janji ku “ ucap nya kemudian
“coba bandingkan dengan wanita ku, jauh kan ? tapi memang dia yang terakhir” sambut nya lagi
Kamu.. kamu pria pertama yang mampu membuat ku terkesan pada temu pertama .
 Aku masih dengan pandangan ku , membiarkan mataku menjelajah masuk dalam ceritanya . ya, aku lihat memang banyak kesah yang tercipta dari kata demi kata yang ia coba ucapkan . jujur aku merasa iri dengan “wanita terakhir” itu . dia beruntung memiliki pria yang berani memperjuangkan nya di masa depan nya , tidak sepertiku yang di perjuangkan dalam harapan . (mungkin ) hanya harapan tak lebih. Pria di seberang pulau itu memang mencuri perhatian ku tanpa sisa, tapi percuma bila dia tak berani untuk memprjuangkan rasa yang tercipta sejak lama hanya beralasan dengan jarak L
“dia mirip sekali dengan adikku, sama sama cuek dan egois” ucap nya penuh cerita berikut nya
Aku hanya tersenyum, aku terkesan.. sebegitu paham nya kamu tentang wanita yang kamu sebut “terakhir” hingga apapun yang menyangkut tentang nya kamu memahami seutuh nya .
Kamu menimbulkan Tanya yang begitu besar, tentang ucapan yang masih ku anggap terlalu dini untuk di ungkapkan . bertolak belakang dengan ku yang hanya mampu membisu dan kemudian tertelan waktu . kamu memperjuangkan apa yang sepantas nya kamu perjuang kan . sedangkan aku memperjuangkan apa yang harus di tinggalkan
Dan perbedaan itu terjadi saat kamu dengan pasti mengungkapkan pada wanita mu bahwa , bahwa wanita itu yang terakhir , sedang aku hanya mampu menunggu dan selalu sengaja berpura pura lupa untuk mengungkapkan, hingga aku lupa caranya melupakan.
Terkadang rasa sakit justru  teranggap wajar , saat kita sudah terlalu sering menemukan “sakit” yang berkecukupan. Hingga merintih pun tak berguna dan menangis pun tak menyisakan rasa.
Maaf bila kali ini aku lancang menulis pengalaman mu di akun blog ku.. aku hanya terkesan dengan perjuangan mu.. terima kasih kawan tentang pelajaran hidup yang kamu berikan hari ini J

0 komentar:

Posting Komentar