membaca boleh,tapi tolong jangan menjadi plagiat :)

Selasa, 18 Desember 2012

Tuhan mendewasakan “kami” melalui cara yang unik :’)



          Dalam pekat nya malam,tubuh ku terasuk dalam dingin yang sangat nyata,ku tarik selimut ku. Mencoba menghangat kan tubuh ini dalam balutan ketentraman jiwa. Dingin. Semu. Entah kenapa mata ku memaksa untuk terbuka,sial! Ku tengok handphone ku,tepat pukul 02.12 dan tertanggal 21 desember 2011 . “hari ibu” ucap ku lirih,mencoba menahan air mata yang secara lancang ingin mematung dalam pipi.
          Di twitter…
          “I love you so much my mom”
          “my mother is my hero”
          “selamat hari ibu J
          “siapin kado buat mama”
          Dan masih banyak sekali tweet dengan topik hari ibu,semakin membuat remukku nyata.”selamat hari ibuu…L “ ku gerakkan bibirku mengucap sepatah kalimat untuk wanita mulia itu.
          Aku melangkahkan kaki menuju kamar wanita mulia itu,ku ketuk pintunya,ternyata tidak di kunci. Perlahan aku membuka pintu itu berusaha agar ibu tidak terbangun.ku dapati wanita mulia tergolek dalam pembaringan nya,sebuah kerutan di dahinya menunjukkan usia nya yang penuh ketegaran,dan bahu itu,tempat aku mengadu dan merintih. Ku sandarkan kepalaku di bahunya. Hangat. aku ingin bercerita tentang asa,masa,dan kita.
          “ada apa Bonita?” wanita mulia itu terbangun dan perlahan menatap ku
          “buu.. aku ingin terus seperti ini. Berada hangat dalam peluk mu. Selamat hari ibu” ucapku polos
          Ibu tersenyum meneteskan butiran bahagia nya,ku seka butiran itu dengan jemari ku sendiri. Aku bahagia memiliki wanita mulia seperti ini . walau aku belum mampu berdiri sempurna karena jejak ku tak tersentuh oleh sosok ayah.
          Aku terlahir dari dosa kedua orang tua ku . ketika seharusnya aku tak berada di tempat ini,hidup dengan penuh cemoohan. Wanita lain mungkin akan menggugurkan kandungan di luar nikah saat mengalami hal yang sama seperti ibu ku. Tapi ibu ku,seorang wanita mulia. Bertindak dengan hati,dia pernah berkata “Tuhan telah menitipkan peri kecil dalam rahim ku,dan sampai kapan pun aku akan bertahan menjaganya,entah dengan cara apa saja karena peri itu adalah harta terbesar ku” . itulah alasan nya aku mampu melihat bagaimana sosok dunia fana.
          Perlahan aku pun meneteskan gerimis yang melaju di pipi.. ibu menatap ku lekat. Seolah dia mengetahui rasa apa yang menelusuri ku akhir akhir ini.
          “buu.. aku boleh berbicara?” tanya ku
          “ bicaralah nak,ibu akan menjadi pendengar setiamu”
          “aku takut ibu marah”
          “bila tindakan mu tak membuat ku harus marah,aku tak akan memarahi mu sayang “
          “bila aku mengalami hamil di luar nikah ,apa ibu tetap menyayangi ku? Atau ibu akan bertindak seperti nenek yang mengusir ibu pergi dari kehidupan nya?”
          “bila tuhan telah menitipkan kepercayaan pada hambanya,jagalah nak.jangan kau lakukan kesalahan lagi. Hanya orang orang bodoh yang akan melakukan kesalahan untuk kedua kalinya”
          “apa ibu tidak malu memiliki anak yang hamil di luar nikah bu?bagaimana dengan lingkungan sosial kita bu? Pasti mereka akan mengucilkan kita”
          “biarkan tentang mereka,orang yang tak pernah mengalami,tak akan pernah juga merasakan rasa yang sesungguh nya nak
          Sesaat kemudian hening tercipta…
          Betapa mulia nya hati ibu,tetap menerima segala kemahakurangan ku. Ibu yang sejak dulu menuntun ku menuju dunia nyata,ibu yang menatih ku sendiri tanpa sosok ayah,ibu yang menggemgam jemari ku lekat saat rasa takut membayangi…
          “aku tidak hamil bu,aku hanya wanita lemah,dan miskin. Bila aku menghilangkan harga diriku,uang 500 rupiah pun akan sangat tinggi untuk membayar wanita seperti ku” ucap ku lirih. Ibu merengkuh ku semakin dalam ke peluk nya..
Dan kini hidup membuat ku mengerti bahwa Tuhan menyayangi setiap mahluk nya,dia akan merangkai rencana indah kemudian mendewasakan kami melalu cara yang unik J (mungkin) tanpa sosok ayah J

0 komentar:

Posting Komentar