membaca boleh,tapi tolong jangan menjadi plagiat :)

Selasa, 18 Desember 2012

Percakapan singkat dengan opung



Opung :kelas berapa kau sekarang nduk ?
Aku   : 3 SMA pung
Opung : lantas kau lanjut kemana nanti ?
Aku   : belum tau pung
Opung : bah,macam mana pula,cucu opung dulu dapat beasiswa ,nah pintar dia. Dia dari smunsa juga. Dia dapat beasiswa di ahmad dahlan dan dimana itu satu lagi di tanjung karang,apa itu namanya ilhati bah aku lupa.. hayatii atau apalah itu!
Aku :malahayati pung
Opung: nah iya itu apa tadi hayati ? tak mau dia disana ,swasta katanya,dia lantas mau di ahmad dahlan. Selesai kuliah ku bawa dia ke Medan,sudah kerja sekarang dia di Medan,di bank
Aku   : iya pung
Opung         ; jangan iya iya saja kau,harus tau kemana nanti..
Aku terdiam.. memainkan handphone ku yang tak kunjung berdering.. angan ku melayang bagaimana aku mau meneruskan mimpi ku sedang rangkaian drama yang akan ku jadikan nyata di tentang oleh orang tua ku ? impian ku sejenak karam,dengan tentangan keras dari ayah yang tak boleh menuntut ilmu keluar dari provinsi Lampung.
Opung: la..haayaaa..laaa..
Aku: nyanyi pung ?
Opung : iya,kenapa aku teringat terus dengan opung laki kau yah ? susah kali aku ini melupakan nyaa,
Aku : opung sayang sekali sama dia,makanya susah lupa pung
Opung : tak tau lah nduk,mungkin aku yang sayang dia,atau dia yang sayang aku ya nduk ?
Aku : mana aku tau pung,kok tanya aku ? sayang dua dua nya berarti pung
Opung: tak bisalah aku ini melupakan jasa baik nya,teringat terus aku ini. Apa apa pikiran ku terus saja tentang dirinya
Sejenak hening..
Aku ingin kelak pernikahan ku seperti opung dan suaminya. Hanya maut yang memisah kan,hanya sang waktu yang mengantarkan kesatuan cinta menuju perpisahan,namun cinta itu tak mati.. tetap hidup sampai pasangan itu di pertemukan di akherat kelak..
Aku banyak belajar dari percakapan singkat dengan opung,tentang seseorang yang harus merencanakan masa depan nya,tentang perjuanagn hidup seorang wanita yang merindukan sosok suaminya yang telah berpulang di pelukan Tuhan,tentang kesetiaan,dan penantian J

0 komentar:

Posting Komentar