aku
menatap lekat tangan nya yang sedari tadi terus menggemgam jemari wanita itu,
dari kejauhan aku kesakitan. Sendiri dalam luka ini . apa mungkin pria ku
sesakit ini bila aku menggemgam jemari lelaki lain ? kurasa tidak! tanpa izin
lagi kini gerimis perlahan menyusuri
pipi, kemesraan yang mereka ciptakan semakin membuat raga ku rapuh . kepala
wanita itu kini bersandar pada bahu lelaki ku. Dekat . sedekat aku dan pria ku
kala dulu .
kini
aku tertunduk di balik pohon yang mulai menggugurkan daun nya ini, gugur
seperti rasa ku yang mulai pupus oleh penghancurannya secara perlahan . aku tak
sanggup lagi melihat nya dengan kedua mata ku . aku meninggalkan dermaga kayu
itu , meninggalkan kemesraan yang mereka ciptakan di atas air mata ku . yah air
mata ku . terkadang memang air mata
adalah hal terkecil yang mampu mewakili rasa seseorang. Saat kepedulian nya
dibalas dengan sejuta pengabaian .
di balik pintu kamar ku, aku
merintih dengan isak ku . isak ini yang kau ciptakan saat aku memilki pria ku .
selalu dan setiap malam di kota pria ku, selalu dengan air mata . dan kini
benakku selalu bertanya , apakah harus
aku mengorbankan semua rasa ku demi kebahagian mu ? bila tidak , maka biarkan
lah aku jatuh cinta pada pria lain . bukan lagi sosok mu.
Pagi ini dengan mata yang
sembab aku melangkah kan kaki ku menuju dunia perkuliahan yang telah kusinggahi
selama sebulan, tanpa sepucuk semangat sekalipun . dengan keputusan sepihak aku
tak memasuki kelas ku. Aku justru bertengger di taman samping gedung rektor.
Aku masih dengan isak ku . sendiri . menunggu mu berjalan di depan kedua mata
ku dengan wanita itu . wanita yang sejak dua minggu lalu kau kencani . dan
wanita yang kau tinggalkan saat kau ingin menangis di bahuku . dapatkah kau berlari ke arah ku dengan
kebahagiaan ? bukan dengan air mata dan keluh mu ? dapatkah kau berlari pada ku
untuk selamanya ? bukan hanya sebutuh mu ? kata mu ,kau pria ku !!
Entah sudah hari keberapa
aku mengikuti langkah mu dan gerak gerik mu bersama wanita itu , dan entah
sudah berapa kali kah kau membuat isakku terpecah di keramaian. Kali ini otakku
benar benar terisi penuh oleh seluruh sosok mu . aku masih termenung di di
taman ini , dan benar selang 45 menit kemudian , kau berjalan dengan menggandeng
mesra wanita itu, dengan manja wanita itu tersenyum pada mu , dan tanpa permisi
kalian duduk tepat di hadapan ku . ini
kah sakit nya mencintai mu ,pria ku ?
Mampukah kau membebaskan aku
dari jerat ini , pria ku ? biarkan aku berlari dari dunia mu . aku mohon .
isakku lagi lagi terpecah . dengan penuh kebahagiaan aku melihat kau menatap
wajah nya lekat. Memeluk nya dengan bijak, dan kau memberi bunga eidelwise yang
kau sisipkan di dalam jaket mu . wanita itu dengan senyum nya, mendarat kan
bibir nya dipipi mu . dengan tersipu manja. Adegan memuakkan ini membuat detik ku
benar benar ingin melesat kan tamparan di pipi wanita itu . “sampah” umpat ku .
Kali
ini aku membiarkan adegan berlanjut, hingga selesai, hingga usai, hingga
akhir dan yang akhir nya membuat mata ku
kembali sembab. Entah detik yang ke berapa. Wanita itu pergi meninggalkan pria
ku sendiri . tanpa basa basi aku menghampi, pria ku.
“apa
ini sakitnya menunggu mu ?” ucap ku mengagetkan nya
Dia tak
lantas menjawab, dia mengubah posisi duduk nya mendekati ku.
“maksud
mu?” jawab nya singkat
“kata
mu kau pria ku, kata mu kau masa depan ku, kata mu aku dunia mu, tapi apa ?
dengan jelas kau menggemgam jemari wanita itu . dengan jelas kau membiarkan
bibir nya menyentuh pipi mu ? lantas apa jawab dari perjuangan ku selama ini ?
“ ucap ku tanpa rambu rambu lagi
“ooh..
diaa.. dia pacar ku“
“jadi
aku siapa mu ?”
“kau..
kau wanita ku”
“bukan”
“lantas?”
“aku
seseorang yang memperjuangkan hubungan kita sendiri”
Kami
saling terdiam.. beberapa detik.. dan menitt
“aku
memperjuangkan masa depan ku untuk mu , aku bersusah payah untuk mampu tinggal
di kota mu, karena aku ingin menghirup udara yang sama dengan apa yang kau
hirup,bahkan aku hingga bertengkar dengan orang tua ku . sebodoh itu aku
mencintai mu.”
“maaf”
“tak
ada yang perlu di maafkan , aku memang tak pantas memperjuangkan hubungan kita”
“lalu
apa yang harus ku perbuat untuk menebus semua salahku ?”
“tinggalkan
dia untukku, tepati janji mu bahwa kau pria ku. Dua tahun bukan waktu yang sebentar
memperjuangkan cinta dengan beda kota ini sayang “ aku menjawab seadanya di
sertai mataku yang berkaca kaca.
“aku
tak mampu “
“kenapa”
“aku
benar benar benar tak mampu sayang “
“ kamu
jahat, kamu takkan pernah tau sakit nya menanti mu “
“aku
memang jahat, tapi aku harus bertanggung jawab atas anak yang ada di dalam
rahim wanita itu “ ucap nya
“tapi
mengapa dengan wanita itu ?”
“maaf”
“kau
tau dia siapa?”
“aku
tau, dia diandara,sahabat karibmu sayang”
Kali
ini , detak jantungku terasa berdetak lebih cepat dari biasanya, bibir ku kelu.
Dan kini aku menangis dalam lengan nya. Menangisi kemahatololan yang kami
ciptakan. Tentang perjuangan, tentang pengorbana, dan tentang eidelwise.
0 komentar:
Posting Komentar