membaca boleh,tapi tolong jangan menjadi plagiat :)

Rabu, 20 Februari 2013

Kemahatololan itu bernama eidelwise



                aku menatap lekat tangan nya yang sedari tadi terus menggemgam jemari wanita itu, dari kejauhan aku kesakitan. Sendiri dalam luka ini . apa mungkin pria ku sesakit ini bila aku menggemgam jemari lelaki lain ? kurasa tidak! tanpa izin lagi kini gerimis perlahan  menyusuri pipi, kemesraan yang mereka ciptakan semakin membuat raga ku rapuh . kepala wanita itu kini bersandar pada bahu lelaki ku. Dekat . sedekat aku dan pria ku kala dulu .
                kini aku tertunduk di balik pohon yang mulai menggugurkan daun nya ini, gugur seperti rasa ku yang mulai pupus oleh penghancurannya secara perlahan . aku tak sanggup lagi melihat nya dengan kedua mata ku . aku meninggalkan dermaga kayu itu , meninggalkan kemesraan yang mereka ciptakan di atas air mata ku . yah air mata ku . terkadang memang air mata adalah hal terkecil yang mampu mewakili rasa seseorang. Saat kepedulian nya dibalas dengan sejuta pengabaian .
                di balik pintu kamar ku, aku merintih dengan isak ku . isak ini yang kau ciptakan saat aku memilki pria ku . selalu dan setiap malam di kota pria ku, selalu dengan air mata . dan kini benakku selalu bertanya , apakah harus aku mengorbankan semua rasa ku demi kebahagian mu ? bila tidak , maka biarkan lah aku jatuh cinta pada pria lain . bukan lagi sosok mu.
                Pagi ini dengan mata yang sembab aku melangkah kan kaki ku menuju dunia perkuliahan yang telah kusinggahi selama sebulan, tanpa sepucuk semangat sekalipun . dengan keputusan sepihak aku tak memasuki kelas ku. Aku justru bertengger di taman samping gedung rektor. Aku masih dengan isak ku . sendiri . menunggu mu berjalan di depan kedua mata ku dengan wanita itu . wanita yang sejak dua minggu lalu kau kencani . dan wanita yang kau tinggalkan saat kau ingin menangis di bahuku . dapatkah kau berlari ke arah ku dengan kebahagiaan ? bukan dengan air mata dan keluh mu ? dapatkah kau berlari pada ku untuk selamanya ? bukan hanya sebutuh mu ? kata mu ,kau pria ku !!
                Entah sudah hari keberapa aku mengikuti langkah mu dan gerak gerik mu bersama wanita itu , dan entah sudah berapa kali kah kau membuat isakku terpecah di keramaian. Kali ini otakku benar benar terisi penuh oleh seluruh sosok mu . aku masih termenung di di taman ini , dan benar selang 45 menit kemudian , kau berjalan dengan menggandeng mesra wanita itu, dengan manja wanita itu tersenyum pada mu , dan tanpa permisi kalian duduk tepat di hadapan ku . ini kah sakit nya mencintai mu ,pria ku ?
                Mampukah kau membebaskan aku dari jerat ini , pria ku ? biarkan aku berlari dari dunia mu . aku mohon . isakku lagi lagi terpecah . dengan penuh kebahagiaan aku melihat kau menatap wajah nya lekat. Memeluk nya dengan bijak, dan kau memberi bunga eidelwise yang kau sisipkan di dalam jaket mu . wanita itu dengan senyum nya, mendarat kan bibir nya dipipi mu . dengan tersipu manja. Adegan memuakkan ini membuat detik ku benar benar ingin melesat kan tamparan di pipi wanita itu . “sampah” umpat ku .
                Kali ini aku membiarkan adegan berlanjut, hingga selesai, hingga usai, hingga akhir  dan yang akhir nya membuat mata ku kembali sembab. Entah detik yang ke berapa. Wanita itu pergi meninggalkan pria ku sendiri . tanpa basa basi aku menghampi, pria ku.
                “apa ini sakitnya menunggu mu ?” ucap ku mengagetkan nya
                Dia tak lantas menjawab, dia mengubah posisi duduk nya mendekati ku.
                “maksud mu?” jawab nya singkat
                “kata mu kau pria ku, kata mu kau masa depan ku, kata mu aku dunia mu, tapi apa ? dengan jelas kau menggemgam jemari wanita itu . dengan jelas kau membiarkan bibir nya menyentuh pipi mu ? lantas apa jawab dari perjuangan ku selama ini ? “ ucap ku tanpa rambu rambu lagi
                “ooh.. diaa.. dia pacar ku“
                “jadi aku siapa mu ?”
                “kau.. kau wanita ku”
                “bukan”
                “lantas?”
                “aku seseorang yang memperjuangkan hubungan kita sendiri”
                Kami saling terdiam.. beberapa detik.. dan menitt
                “aku memperjuangkan masa depan ku untuk mu , aku bersusah payah untuk mampu tinggal di kota mu, karena aku ingin menghirup udara yang sama dengan apa yang kau hirup,bahkan aku hingga bertengkar dengan orang tua ku . sebodoh itu aku mencintai mu.”
                “maaf”
                “tak ada yang perlu di maafkan , aku memang tak pantas memperjuangkan hubungan kita”
                “lalu apa yang harus ku perbuat untuk menebus semua salahku ?”
                “tinggalkan dia untukku, tepati janji mu bahwa kau pria ku. Dua tahun bukan waktu yang sebentar memperjuangkan cinta dengan beda kota ini sayang “ aku menjawab seadanya di sertai mataku yang berkaca kaca.
                “aku tak mampu “
                “kenapa”
                “aku benar benar benar tak mampu sayang “
                “ kamu jahat, kamu takkan pernah tau sakit nya menanti mu “
                “aku memang jahat, tapi aku harus bertanggung jawab atas anak yang ada di dalam rahim wanita itu “ ucap nya
                “tapi mengapa dengan wanita itu ?”
                “maaf”
                “kau tau dia siapa?”
                “aku tau, dia diandara,sahabat karibmu sayang”
                Kali ini , detak jantungku terasa berdetak lebih cepat dari biasanya, bibir ku kelu. Dan kini aku menangis dalam lengan nya. Menangisi kemahatololan yang kami ciptakan. Tentang perjuangan, tentang pengorbana, dan tentang eidelwise.

0 komentar:

Posting Komentar