Aku yakin semua orang memiliki sebuah
impian,mungkin impian tentang karier,tentang kesuksesan,tentang cita cita
bahkan impian tentang cinta. Dan dengan rasa yakin pula ,aku berkata bahwa
semua manusia pasti memiliki masalah. Iyaa MASALAH. Sesuatu hal yang mengkondisikan
diri kita menuju kedewasaan. J
Tentang impian ku, dan tentang masalah
ku,semua saling terkait. Tentang impian yang sejak lama telah ku rangkai,ku
nanti kan menjadi sebuah realita. Tapii untuk alasan kebahagiaan laki laki
mulia itu semua impian itu harus ku kubur dalam dalam,terisak isak dalam
kesesalan waktu. Bukankah seorang anak memiliki hak untuk memilih ?
Aku mungkin seorang yang di anggap
lemah,karena aku terlahir sebagai wanita. Yang harus di lindungi,tapi tidak kah
laki laki mulia itu berfikir bahwa kini aku telah beranjak dewasa ? beliau tak perlu lagi
menggenggam jemari ku untuk menyeberangi jalan ! biarkan aku berjalan selayak
nya burung yang terbang bebas di angkasa raya,di beri kebebasan untuk terbang
tinggi meraih impian. Impian tentang bagaimana kelak aku menjalani hidup
ku,mencari jati diri yang sesungguh nya. Apa dengan cara mengekang keinginan
ku,laki laki mulia itu akan bahagia ?
Beri aku sedikit kepercayaan,beri aku
setengguk rasa kebebasan,beri aku beberapa detik untuk mengecap arti sebuah
kemandirian. Percaya pada ku,ayah ku tercinta..Aku bukan wanita lemah dan
manja,aku mampu menjaga diriku..aku ingin menuntun ilmu di kota
Yogyakarta,karena kelak aku ingin membuat mu bangga dengan prestasi yang aku
raih,aku hanya ingin menciptakan sedikit lengkungan di bibir mu saat kau
menyebut nama puteri mu ini :’)
“ayah.. aku ingin menembus impian
ku,menjadi wanita mandiri dengan segudang prestasi,bukan wanita manja yang
selalu membuntuti orang tua.”
Berkali
kali aku meyakinkan laki laki mulia itu,untuk mengizinkan ku menerbangkan sayap
yang selama ini selalu terdiam. Dan berkali kali pula ku dapatkan kata “tidak “
. sebuah kata yang membuat impian ku menjadi pupus,sirna entah mungkin akan
tertelan masa L
Aku
tau kau begitu menyayangi ku, aku tau betapa berharganya aku disisi mu,karena
itu .. karena….aku menyayangi mu aku ingin membuat mu bahagia telah memiliki ku
yang terlahir sebagai puteri mu.
Kali
ini ayah, izinkan aku untuk menuntun ilmu di kota Yogyakarta. Masa muda tak
akan pernah terulang ayah,pahamilah,aku tak ingin kelak masa tua ku hanya di
penuhi oleh sejuta sesal karena impian yang telah ku rajut,pupus hanya karena
kata “tidak” mu di masa lalu :’)
Kau
tau ayah,kemarin aku mengunjungi ruang konseling,aku bertanya pada seorang guru
disana tentang keinginan yang tidak direstui oleh mu, dan jawaban guru itu
seolah olah memberikan jaminan pada ku,bertolak belakang dengan jawaban yang selalu
kau beri. Kau menuntut ku untuk kuliah tak jauh dari lampung atau
palembang,tapi minat ku tidak tertuju di sana ayah.. andai kemarin ada ayah
juga di ruang konseling itu dan mendengar apa kata guru ku.. seperti ini..
“saat
ini kembangkan minta dan bakat mu,bukan mencari fakultas sebagai ajang gengsi
gengsian,orang tua memaksakan kehendaknya pada anak,tapi belum tentu pilihan
orang tua itu cocok dengan hati anak. Bila tidak cocok,dan sang anak merasa
frustasi kemudian berhenti kuliah,dan pada saat itu orang tua lah yang
bersalah”
0 komentar:
Posting Komentar