membaca boleh,tapi tolong jangan menjadi plagiat :)

Kamis, 25 April 2013

“APA AKU SALAH?”



“lo beneran suka sama kak Radit , nes ? “
“ iya,emang kenapa ?”
“dia kan udah punya pacar”
“iya baru pacar aja kan sya ?bukan istri “ jawab ku datar
Pertemuan tanpa sengaja,dan tatap tanpa rencana 3 hari yang lalu seolah penuh magis . aku merasa terbelenggu dalam rasa yang tak ku ketahui. Entah rasa ini bernama apa . beberapa detik tatapan mata ku dan pria itu bertabrakan.. dan aku menyukainya.
Cinta pandangan pertama ? aku rasa konyol. Menyukai hanya melalui pandangan pertama yang tak ku ketahui identitas nya.
Rasa ku semakin menggebu gebu, dengan keterbatasan komunikasi yang ku bisa dan akhir nya aku menemukan namanya lengkap dengan nama kekasih nya ! Raditya dan Gladys . sejoli yang serasi , menurut banyak mata yang melihat tapi tidak dengan ucapan hati ku.
“nesya..” panggil  saysa, saat aku berjalan melalui lobi sekolah pagi itu
“apaan sih, pagi pagi udah teriak teriak aja ?”
“ gue dapet nomer handphone,alamat lengkap, hobi, dan kegiatan kak Radit” jawab saysa setengah berteriak
Aku dengan spontan menutup mulut nya dengan jemari ku “ heh, kantong kresek kalo kak gladys tau gue suka sama pacar nya,mati gue! Lu ngomong kaya udah di hutan aja!”
“lo dapet informasi dari mana sya, sumpah lo sahabat gue terbeken deh sya” jawab ku sambil membelalakkan mata
“dari abang gue nes. Abang gue temen satu club basket nya” jawab saysa nyengir.
Bulan yang bersenandung dengan bintang malam ini membuat suasana sayu , semakin membuat hati ku menanti. Entah menanti apa dan siapa. Rasa ini seperti tertahan dalam suatu pengharapan. Tiba tiba aku teringat nomer handphone kak radit.
Dengan senyum yang mengembang aku ambil handphone ku,”sms duluan nih ?tapi menanyakan apa ? kabar ? kan tiap hari ketemu? Aduk kikuk “ aku berkata sendiri.
Dengan secuil nyali yang kupunya , aku menahan untuk menghubungi nya . yah mungkin memendam lebih baik dari mengungkapkan, dan inilah resiko mencintai diam diam.
“gimana udah lo hubungin kak radit? “ tanya saysa
“ gue gak berani sya”
“dih elo bloon amat sih? Terus apa gunanya gue kepoin kak radit? Elo malah gak berani hubungin dia”
“mending, gue simpen aja deh sya, nomer handphone nya, ntar kalo gue uda punya nyali baru gue hubungin.”
“kapan? Nunggu dia nikah sama gladys? Nunggu dia udah punya momongan ? “ saysa berbicara dengan suara lantang nya, dan dengan cepat kami berdua menjadi sorotan seisi kantin kala itu.
“puas lo kantong kresek, kita jadi tontonan sekantin ? “ kataku sembari menoyor kepala saysa.
“hahahaah.. sekali kali nes”
Nesya : “kalo gue suka sama lo gimana ?”
Radit : “kalo gue juga suka sama lo gimana ?”
Nesya : “pacar lo gimana?”
Radit : “kalo suka memang harus jadian ?”
Nesya : “emang kalo suka gak butuh status?”
Radit : “kenapa lo suka sama gue, kan lo tau gue udah sma gladys?”
Nesya : “apa gue salah suka sama orang yang udah punya pacar?”
Radit : “kenapa lo gak suka sama cowok lain yang masih jmblo?”
Nesya : “kenapa lo masih tanya?”
Radit : “karena gue butuh jawaban”
Nesya : “karena gue sayang sma lo”
Radit : “gitu aja?”
Nesya : “iya”
Dan hening.. kami bertatapan . menunggu detik berhenti dan membiarkan kami dalam rasa ini.
“apa gue salah suka sma orang yang udah termiliki ?”
“lo gak salah nes, tapi waktu yang gak tepat buat mempertemuin rasa ini”
“see you kak, gue balik duluan yaahh”
“hati hati… sayang” ucapnya dan terdengar jelas di telinga ku.
Namun aku enggan untuk menoleh . telah cukup waktu untuk ku menanti . dengan gerimis di pelupuk mata ku ,aku terus berjalan melewati deretan cafe malam itu.
“gitu sya ceritanya” ucap ku menahan tangis
“jadi lo ditolak?”
“gue gak nembak dia sya”
“iya tapikan lo ngungkapin semua.”
“apa gue salah suka sma lelaki yang juga suka sama gue ? apa gue salah cemburu sama orang yang gak gue miliki ? apa gue salah , jatuhin air mata ini buat orang yang gue sayangi? apa gue salah nunggu orang yang gak pernah noleh ke arah gue, seharus nya dia tau perjuangan gue sya” tangis ku terpecah..
Syasa memelukku hangat, lengan sahabat memang penuh dengan kasih yang selamanya takkan bisa terukur oleh suatu apapun. “ sabar nes, gak seharus nya lo nangisin orang yang udah ngabaiin perjuangan elo, dan kalo emang waktu ngijinin kalian bersatu,suatu saat dia akan menuju ke arah yang seharus nya dia jadiin tujuan nes , ke elo. Karena Tuhan memberikan hal indah itu pada akhir cerita”

Jumat, 19 April 2013

“Dipersimpangan Ini Aku Memilih Pergi “



                Dengan langkah sedikit berlari aku membawa kanvas dan cat air. aku segaja membeli kanvas ini, karena Raka kemarin mengatakan ,bahwa ia membutuhkan kanvas untuk mengerjakan tugas kampus nya. Aku ingin membuat kejutan pada semestaku. Terlihat mendung.aku semakin mempercepat langkah ku. Menuju kosan Raka,yang berjarak 1 km dari kampus.  Dan entah mengapa rencana Tuhan kali ini tak sepihak dengan rencana ku. Hujan mengguyur dengan tetesan sendu nya sore ini , mengguyur bumi yang mungkin membutuhkan tangisan .
                “basah” ungkap ku
                Aku berlari menuju kosan Raka, dengan sisa tenaga yang kumiliki setelah seharian penuh jadwal di kampus  memeras peluh ku . sesampai nya di kosan , aku tak menemui sosok Raka. Ku mencoba duduk di teras ruangan, sengaja menantinya dengan penuh khawatir. Apa dia sudah makan ? apa dia terguyur hujan ? atau dia terjebak dalam kemacetan ? lamunan ku terus melayang , entah mencari apa.  Satu jam . dua jam . aku melirik jam tangan yang melingkar di tangan ku, pukul 20.00 . aku masih menunggunya. Menanti dengan sabar sosok yang ku kagumi beberapa bulan terakhir ini .
                “tiiiin.. tiiiiiin… tiiiiiiiiiiinnn “ terdengar klaksn motor Raka, setelah 3 jam aku duduk terdiam.
                “rakaaaa “ aku setengah berteriak, melihat Raka membuka pagar kosan. Aku melihat bajunya basah, dengan keadaan seperti ini aku masih berharap bahwa ia semesta ku .
                Aku menghampiri nya, mencoba menggemgam tangan nya, “ kamu sudah makan ? “ , “ aku menunggu mu sejak 3 jam lalu, aku takut kamu kehujanan, bagaimana tadi kuliah mu ? tadi aku membawakan mu kanvas dan cat air,kamu sedang membutuhkan nya bukan ? tapi maaf kanvas itu basah saat aku menuju kosan mu, aku kehujanan. Oh ya aku juga membawakan sedikit makanan untuk mu, aku tau kamu pasti lupa makan, akuuu……..”
                “kamu bisa diam ?” Raka membentakku
                Langkah ku mundur beberapa langkah, aku membisu, seolah raga ku kaku, seorang yang ku anggap semesta ku tega membentakku. Aku menatap nya, dengan mata yang berkaca kaca aku terus menatap nya ,menyelami rasa yang tak pernah ku miliki seutuh nya.
                “mengapa kau menungguku ? mengapa kau begitu cerewet ? ini sudah malam,pulang sana!” masih dengan bentakkan nya untuk kedua kali,
                Dan aku masih membisu,bibir ku kelu. Dan tangisan ku tak mampu lagi untuk tertahan. Dengan derasnya laju air mata ini ,aku membentakk nya “kenapa kau tak pernah memahami perjuangan ku ? apa salah ku ? aku hanya mengkhawatirkan mu ? apa salah aku mengkhawatirkan orang yang ku kagumi ?”
                “jangan menangis,aku benci tangisan. kamu wanita cengeng yang tak setegar mantan ku . dia tegar, dia tak pernah menangis dihadapan ku “ ucap nya dengan nada meninggi
                “apa lagi kelebihan nya ? ceritakan pada ku Raka ! aku akan berusaha menjadi sepertinya “
Aku merengek dengan bodoh nya
                “satu lagi yang terpenting, dia tak sebodoh dirimu, yang mau menjadi orang lain hanya untuk diriku!dan dia tak suka menunggu  mu“
                “ iya aku memang bodoh, aku bodoh mau menunggu seorang yang masih tertinggal di masa lalu, aku bodoh masih memperjuangkan mu,” bentakku.
                Aku berlari meninggalkan Raka, melewati  jalanan sepi dengan air mata, masih dengan guyuran hujan . dan tanpa usapan jemari raka di pipi ku . Raka tak menghentikan langkah ku, dia justru terdiam dan membiarkan ku sendiri , berlari dengan butiran lara.
Dalam langkah yang kian tertatih,aku menyesali perjuangan ku . memperjuangkan hal yang tak sepantas nya ku perjuang kan . menunggu hal yang  seharus nya di tinggalkan . pengabaian, kebisuan, dan tingkah dingin nya kini membuat raga ku muak . di persimpangan ini , di dalam hubungan yang entah seharus nya ku sebut teman atau kekasih aku memilih pergi . aku memilih untuk mencari matahari ku yang sesungguh nya , dan aku menyadari bahwa Raka hanya sebuah peangi , yang indah untuk sesaat. Setelah itu dia akan menghilang .
                Entah atas dasar apa , aku tetap mempertahan kan hubungan ini dengan raka, sesearng yang masih mengharap kan masa lalu nya, seseorang yang masih menunggu bahwa masa lalu nya kan menjadi masa depan nya , seseorang yang masih berada dalam detik lalu bersama bayangan mantan kekasih nya , dan seseorang yang memang salah untuk ku genggam jemari nya .
“Raka selamat tinggal ,pergilah untuk mengejar masa lalu mu , karena pada suatu waktu,kamu akan tau bahwa aku yang sepantas nya kau tunggu dan kau perjuangkan” bisikku lirih,

Beberapa ulasan jemari teteh ku @galuh21 yang menginspirasi lahirnya cerpen ku kali ini :

“Didepanmu terbentang kanvas kehidupan yg bs kau beri warna. Dan suatu hr nanti pun kau akan menemukan "warna" sseorang yg indah untukmu#prayforegi 
Ketika pandanganku kepadamu bagai bunga matahari yg menatap matahari, aku sedang bertanya kapan aku menemukan "arah" yg baru #prayforegi 
Ketika melupakan terlalu sulit karna kau terlalu membekas dihati, aku masih kuat dan tegar meski tak sekokoh batu karang *prayforegi
Ketika melihat ia lebih mengharapkan orglain dan bukan dirimu, bumi msh berputar kan? #prayforegi 
Ketika seseorang yg kita inginkan tidak menjadi milik kita, dunia blm kiamat kan? #prayforegi 

Jumat, 12 April 2013

“Deretan Nama dan Makna”



Saat dingin mulai membisikkan rasa
Memaparkan aroma sunyi tentang kita
Pertemuan tak terencana dan perpisahan penuh asa
Deretan nama yang ku hafal
Senyum manis yang tergambar
Serta doa yang pernah kita rangkai
Masih saja sulit untuk ku tinggalkan
                        Memori itu dengan mudah  menyeruak masuk dalam angan
Lagi,lagi dan kembali ingin ku ulang detik lalu
Kucoba pejamkan mataku,
Mencoba menyapa kenangan itu lewat bayang bayang
Apa kabar kalian hari ini?
Masih ingatkah suasana kelas saat pagi ?
Penuh tugas, namun tetap saja ada senyum yang terselip
Dan masih ingatkah tentang aroma lapangan hijau ?
Saat kekalahan menghadirkan sejuta kebersamaan
Ulasan jemari ku ini mungkin tak memiliki nilai,
Tapi setidaknya ada makna yang terekam tentang arti seorang teman :)









kalau ada waktu luang,coba dengerin :)