membaca boleh,tapi tolong jangan menjadi plagiat :)

Jumat, 19 April 2013

“Dipersimpangan Ini Aku Memilih Pergi “



                Dengan langkah sedikit berlari aku membawa kanvas dan cat air. aku segaja membeli kanvas ini, karena Raka kemarin mengatakan ,bahwa ia membutuhkan kanvas untuk mengerjakan tugas kampus nya. Aku ingin membuat kejutan pada semestaku. Terlihat mendung.aku semakin mempercepat langkah ku. Menuju kosan Raka,yang berjarak 1 km dari kampus.  Dan entah mengapa rencana Tuhan kali ini tak sepihak dengan rencana ku. Hujan mengguyur dengan tetesan sendu nya sore ini , mengguyur bumi yang mungkin membutuhkan tangisan .
                “basah” ungkap ku
                Aku berlari menuju kosan Raka, dengan sisa tenaga yang kumiliki setelah seharian penuh jadwal di kampus  memeras peluh ku . sesampai nya di kosan , aku tak menemui sosok Raka. Ku mencoba duduk di teras ruangan, sengaja menantinya dengan penuh khawatir. Apa dia sudah makan ? apa dia terguyur hujan ? atau dia terjebak dalam kemacetan ? lamunan ku terus melayang , entah mencari apa.  Satu jam . dua jam . aku melirik jam tangan yang melingkar di tangan ku, pukul 20.00 . aku masih menunggunya. Menanti dengan sabar sosok yang ku kagumi beberapa bulan terakhir ini .
                “tiiiin.. tiiiiiin… tiiiiiiiiiiinnn “ terdengar klaksn motor Raka, setelah 3 jam aku duduk terdiam.
                “rakaaaa “ aku setengah berteriak, melihat Raka membuka pagar kosan. Aku melihat bajunya basah, dengan keadaan seperti ini aku masih berharap bahwa ia semesta ku .
                Aku menghampiri nya, mencoba menggemgam tangan nya, “ kamu sudah makan ? “ , “ aku menunggu mu sejak 3 jam lalu, aku takut kamu kehujanan, bagaimana tadi kuliah mu ? tadi aku membawakan mu kanvas dan cat air,kamu sedang membutuhkan nya bukan ? tapi maaf kanvas itu basah saat aku menuju kosan mu, aku kehujanan. Oh ya aku juga membawakan sedikit makanan untuk mu, aku tau kamu pasti lupa makan, akuuu……..”
                “kamu bisa diam ?” Raka membentakku
                Langkah ku mundur beberapa langkah, aku membisu, seolah raga ku kaku, seorang yang ku anggap semesta ku tega membentakku. Aku menatap nya, dengan mata yang berkaca kaca aku terus menatap nya ,menyelami rasa yang tak pernah ku miliki seutuh nya.
                “mengapa kau menungguku ? mengapa kau begitu cerewet ? ini sudah malam,pulang sana!” masih dengan bentakkan nya untuk kedua kali,
                Dan aku masih membisu,bibir ku kelu. Dan tangisan ku tak mampu lagi untuk tertahan. Dengan derasnya laju air mata ini ,aku membentakk nya “kenapa kau tak pernah memahami perjuangan ku ? apa salah ku ? aku hanya mengkhawatirkan mu ? apa salah aku mengkhawatirkan orang yang ku kagumi ?”
                “jangan menangis,aku benci tangisan. kamu wanita cengeng yang tak setegar mantan ku . dia tegar, dia tak pernah menangis dihadapan ku “ ucap nya dengan nada meninggi
                “apa lagi kelebihan nya ? ceritakan pada ku Raka ! aku akan berusaha menjadi sepertinya “
Aku merengek dengan bodoh nya
                “satu lagi yang terpenting, dia tak sebodoh dirimu, yang mau menjadi orang lain hanya untuk diriku!dan dia tak suka menunggu  mu“
                “ iya aku memang bodoh, aku bodoh mau menunggu seorang yang masih tertinggal di masa lalu, aku bodoh masih memperjuangkan mu,” bentakku.
                Aku berlari meninggalkan Raka, melewati  jalanan sepi dengan air mata, masih dengan guyuran hujan . dan tanpa usapan jemari raka di pipi ku . Raka tak menghentikan langkah ku, dia justru terdiam dan membiarkan ku sendiri , berlari dengan butiran lara.
Dalam langkah yang kian tertatih,aku menyesali perjuangan ku . memperjuangkan hal yang tak sepantas nya ku perjuang kan . menunggu hal yang  seharus nya di tinggalkan . pengabaian, kebisuan, dan tingkah dingin nya kini membuat raga ku muak . di persimpangan ini , di dalam hubungan yang entah seharus nya ku sebut teman atau kekasih aku memilih pergi . aku memilih untuk mencari matahari ku yang sesungguh nya , dan aku menyadari bahwa Raka hanya sebuah peangi , yang indah untuk sesaat. Setelah itu dia akan menghilang .
                Entah atas dasar apa , aku tetap mempertahan kan hubungan ini dengan raka, sesearng yang masih mengharap kan masa lalu nya, seseorang yang masih menunggu bahwa masa lalu nya kan menjadi masa depan nya , seseorang yang masih berada dalam detik lalu bersama bayangan mantan kekasih nya , dan seseorang yang memang salah untuk ku genggam jemari nya .
“Raka selamat tinggal ,pergilah untuk mengejar masa lalu mu , karena pada suatu waktu,kamu akan tau bahwa aku yang sepantas nya kau tunggu dan kau perjuangkan” bisikku lirih,

Beberapa ulasan jemari teteh ku @galuh21 yang menginspirasi lahirnya cerpen ku kali ini :

“Didepanmu terbentang kanvas kehidupan yg bs kau beri warna. Dan suatu hr nanti pun kau akan menemukan "warna" sseorang yg indah untukmu#prayforegi 
Ketika pandanganku kepadamu bagai bunga matahari yg menatap matahari, aku sedang bertanya kapan aku menemukan "arah" yg baru #prayforegi 
Ketika melupakan terlalu sulit karna kau terlalu membekas dihati, aku masih kuat dan tegar meski tak sekokoh batu karang *prayforegi
Ketika melihat ia lebih mengharapkan orglain dan bukan dirimu, bumi msh berputar kan? #prayforegi 
Ketika seseorang yg kita inginkan tidak menjadi milik kita, dunia blm kiamat kan? #prayforegi 

0 komentar:

Posting Komentar