Dengan langkah
sedikit berlari aku membawa kanvas dan cat air. aku segaja membeli kanvas ini,
karena Raka kemarin mengatakan ,bahwa ia membutuhkan kanvas untuk mengerjakan
tugas kampus nya. Aku ingin membuat kejutan pada semestaku. Terlihat mendung.aku
semakin mempercepat langkah ku. Menuju kosan Raka,yang berjarak 1 km dari
kampus. Dan entah mengapa rencana Tuhan
kali ini tak sepihak dengan rencana ku. Hujan mengguyur dengan tetesan sendu
nya sore ini , mengguyur bumi yang mungkin membutuhkan tangisan .
“basah”
ungkap ku
Aku berlari
menuju kosan Raka, dengan sisa tenaga yang kumiliki setelah seharian penuh jadwal
di kampus memeras peluh ku . sesampai
nya di kosan , aku tak menemui sosok Raka. Ku mencoba duduk di teras ruangan, sengaja
menantinya dengan penuh khawatir. Apa dia sudah makan ? apa dia terguyur hujan
? atau dia terjebak dalam kemacetan ? lamunan ku terus melayang , entah mencari
apa. Satu jam . dua jam . aku melirik
jam tangan yang melingkar di tangan ku, pukul 20.00 . aku masih menunggunya. Menanti
dengan sabar sosok yang ku kagumi beberapa bulan terakhir ini .
“tiiiin..
tiiiiiin… tiiiiiiiiiiinnn “ terdengar klaksn motor Raka, setelah 3 jam aku duduk
terdiam.
“rakaaaa
“ aku setengah berteriak, melihat Raka membuka pagar kosan. Aku melihat bajunya
basah, dengan keadaan seperti ini aku masih berharap bahwa ia semesta ku .
Aku menghampiri
nya, mencoba menggemgam tangan nya, “ kamu sudah makan ? “ , “ aku menunggu mu
sejak 3 jam lalu, aku takut kamu kehujanan, bagaimana tadi kuliah mu ? tadi aku
membawakan mu kanvas dan cat air,kamu sedang membutuhkan nya bukan ? tapi maaf
kanvas itu basah saat aku menuju kosan mu, aku kehujanan. Oh ya aku juga
membawakan sedikit makanan untuk mu, aku tau kamu pasti lupa makan, akuuu……..”
“kamu
bisa diam ?” Raka membentakku
Langkah
ku mundur beberapa langkah, aku membisu, seolah raga ku kaku, seorang yang ku
anggap semesta ku tega membentakku. Aku menatap nya, dengan mata yang berkaca
kaca aku terus menatap nya ,menyelami rasa yang tak pernah ku miliki seutuh
nya.
“mengapa
kau menungguku ? mengapa kau begitu cerewet ? ini sudah malam,pulang sana!”
masih dengan bentakkan nya untuk kedua kali,
Dan aku
masih membisu,bibir ku kelu. Dan tangisan ku tak mampu lagi untuk tertahan. Dengan
derasnya laju air mata ini ,aku membentakk nya “kenapa kau tak pernah memahami
perjuangan ku ? apa salah ku ? aku hanya mengkhawatirkan mu ? apa salah aku
mengkhawatirkan orang yang ku kagumi ?”
“jangan
menangis,aku benci tangisan. kamu wanita cengeng yang tak setegar mantan ku .
dia tegar, dia tak pernah menangis dihadapan ku “ ucap nya dengan nada meninggi
“apa
lagi kelebihan nya ? ceritakan pada ku Raka ! aku akan berusaha menjadi
sepertinya “
Aku merengek dengan bodoh nya
“satu
lagi yang terpenting, dia tak sebodoh dirimu, yang mau menjadi orang lain hanya
untuk diriku!dan dia tak suka menunggu mu“
“ iya
aku memang bodoh, aku bodoh mau menunggu seorang yang masih tertinggal di masa
lalu, aku bodoh masih memperjuangkan mu,” bentakku.
Aku berlari
meninggalkan Raka, melewati jalanan sepi
dengan air mata, masih dengan guyuran hujan . dan tanpa usapan jemari raka di
pipi ku . Raka tak menghentikan langkah ku, dia justru terdiam dan membiarkan
ku sendiri , berlari dengan butiran lara.
Dalam langkah yang kian tertatih,aku menyesali perjuangan ku .
memperjuangkan hal yang tak sepantas nya ku perjuang kan . menunggu hal yang seharus nya di tinggalkan . pengabaian,
kebisuan, dan tingkah dingin nya kini membuat raga ku muak . di persimpangan
ini , di dalam hubungan yang entah seharus nya ku sebut teman atau kekasih aku
memilih pergi . aku memilih untuk mencari matahari ku yang sesungguh nya , dan
aku menyadari bahwa Raka hanya sebuah peangi , yang indah untuk sesaat. Setelah
itu dia akan menghilang .
Entah atas
dasar apa , aku tetap mempertahan kan hubungan ini dengan raka, sesearng yang
masih mengharap kan masa lalu nya, seseorang yang masih menunggu bahwa masa
lalu nya kan menjadi masa depan nya , seseorang yang masih berada dalam detik
lalu bersama bayangan mantan kekasih nya , dan seseorang yang memang salah
untuk ku genggam jemari nya .
“Raka selamat tinggal ,pergilah
untuk mengejar masa lalu mu , karena pada suatu waktu,kamu akan tau bahwa aku
yang sepantas nya kau tunggu dan kau perjuangkan” bisikku lirih,
Beberapa ulasan jemari teteh ku @galuh21 yang
menginspirasi lahirnya cerpen ku kali ini :
“Didepanmu
terbentang kanvas kehidupan yg bs kau beri warna. Dan suatu hr nanti pun kau
akan menemukan "warna" sseorang yg indah untukmu” #prayforegi
Ketika pandanganku
kepadamu bagai bunga matahari yg menatap matahari, aku sedang bertanya kapan
aku menemukan "arah" yg baru #prayforegi
Ketika melupakan
terlalu sulit karna kau terlalu membekas dihati, aku masih kuat dan tegar meski
tak sekokoh batu karang *prayforegi
Ketika seseorang
yg kita inginkan tidak menjadi milik kita, dunia blm kiamat kan? #prayforegi
0 komentar:
Posting Komentar